Suram! Harga Batu Bara Gak Karu-karuan, Terendah 4 Tahun Terakhir

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali tertekan bahkan sentuh level terendah selama empat tahun terakhir. Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara 17 April 2025 tercatat sebesar US$97,05/ton atau turun 1,22% apabila dibandingkan penutupan perdagangan 16 April 2025 yang sebesar US$98,25/ton.

Depresiasi harga batu bara ini terjadi telah terjadi selama dua hari beruntun. Fakta menarik lainnya adalah posisi harga batu bara saat ini merupakan yang terendah sejak Mei 2021 atau sekitar empat tahun terakhir.

Pelemahan harga batu bara ini terjadi karena ketegangan perdagangan mengancam permintaan. Ini menguji batas di mana para penambang mulai menghentikan produksi.

Kontrak berjangka batu bara Newcastle Australia turun menjadi $94,25 per ton pada hari Kamis, level terendah untuk kontrak bulan terdepan sejak Mei 2021. Harga batu bara laut (seaborne) anjlok dalam beberapa bulan terakhir setelah musim dingin yang lebih hangat mengurangi permintaan di China dan negara importir utama Asia lainnya.

Selain itu, Kelebihan pasokan bahan bakar di China semakin parah akibat penurunan produksi dari pembangkit listrik tenaga uap pada kuartal pertama, sementara produksi batu bara justru mencapai rekor tertinggi bulan lalu. Selain itu, perang dagang timbal balik antara dua ekonomi terbesar dunia mengancam pertumbuhan ekonomi dan konsumsi batu bara.

"Kami memperkirakan pasar batu bara laut (seaborne) akan bergerak mendatar sementara waktu seiring dampak gangguan perdagangan global yang masih berlangsung," kata Steve Hulton, Wakil Presiden Senior Pasar Batu Bara di Rystad Energy.

"Namun, menurut kami, arah harga kemungkinan akan naik karena ada produsen di tingkat biaya tertinggi yang mulai kesulitan dengan harga di bawah $100 per ton," ujarnya.

Menurut Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China, harga batu bara spot di China kini mendekati tingkat harga kontrak jangka panjang yang ditetapkan pemerintah. Fakte tersebut dianggap sebagai batas bawah teoritis bagi pasar.

Hal ini, bersama dengan langkah produsen untuk memangkas output, dapat memperlambat penurunan harga. Glencore Plc, perusahaan pengapalan batu bara terbesar di dunia, mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan mengurangi produksi yang direncanakan di tambang Cerrejon miliknya di Kolombia untuk menghentikan kejatuhan harga yang berkepanjangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |