Tabungan Makin Terkuras, Warga RI Tak Mampu Belanja Jelang Ramadan

3 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan belanja masyarakat di Indonesia khususnya untuk kalangan bawah nampak terus tertekan. Terlebih, ini terjadi menjelang momen Ramadan.

Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan bahwa nilai belanja masyarakat terjadi perlambatan di satu minggu menjelang Ramadan yakni ke 236,2.

Pola ini merupakan anomali karena tidak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Mandiri Spending Index (MSI) yang menurun jelang Ramadhan terakhir kali terjadi pada Maret 2020 atau lima tahun yang lalu dengan nilai 58.

Untuk diketahui, pada Maret 2020 merupakan awal pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya perlambatan konsumsi belanja masyarakat.

Secara historis, Ramadan merupakan puncak konsumsi masyarakat Indonesia. Konsumsi juga biasanya sudah melonjak sebelum Ramadan terutama untuk kebutuhan makanan dan minuman. Ramadan tahun ini jatuh pada 1 Maret 2025.

Mandiri InstituteFoto: MSI
Sumber: Mandiri Institute

Apabila dilihat lebih rinci, semua kelompok belanja mengalami perlambatan kecuali mobility. MSI Mobility mengalami kenaikan menjadi 297,5. Sedangkan kelompok belanja lainnya (KB) seperti consumer goods, household, electronics, leisures, education, dan medical mengalami penurunan.

Mandiri InstituteFoto: MSI berdasarkan KB
Sumber: Mandiri Institute

Hal menarik lainnya yang menarik dicermati adalah kelompok leisures yang turun cukup dalam, terkhusus kelompok belanja sport, hobby, dan entertainment.

Sedangkan KB DS & Beauty care, hotel, dan jewelry cenderung stabil.

Mandiri InstituteFoto: MSI berdasarkan KB Leisures
Sumber: Mandiri Institute

Masyarakat Hanya Belanja yang Penting-penting Saja

Porsi belanja restoran paling banyak terserap untuk restoran yakni 20,2%. Belanja kelompok ini kembali ke porsi 20% untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023.

Porsi belanja supermarket juga naik ke 15,9%. Belanja restoran supermarket sudah memakan porsi 35,6% atau hampir 40%.
Data tersebut mengindikasikan jika belanja masyarakat saat ini hanya terkonsentrasi kepada kebutuhan pokok dan primer, seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari.

Proporsi sport, hobby, dan entertainment yang cenderung menurun atau mengalami normalisasi sejak akhir 2024 atau sekitar tiga bulan lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa tren pengeluaran yang semakin beralih ke kebutuhan yang lebih primer.

Sementara sport, hobby, dan entertainment terdepresiasi dari 7,7% ke 6,5%. Kenaikan proporsi nilai belanja juga terefleksi dalam hal household yakni dari 12,8% ke 13,1%.

Porsi belanja masyarakatFoto: MSI
Porsi belanja masyarakat

Tabungan Masyarakat Bawah Terus Turun

Tingkat tabungan kelompok bawah terus dalam tren yang melemah dan merupakan yang terendah saat ini yakni pada level 79,4 (Februari 2025). Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari 2024 yakni pada level 82,4.

Senada, tingkat tabungan kelompok menengah juga melandai dan merupakan yang terendah sejak Maret 2024.

Indeks tabungan masyarakatFoto: MSI
Indeks tabungan masyarakat

Dengan semakin terdepresiasinya indeks tabungan kelompok bawah, artinya semakin banyak masyarakat yang melakukan makan tabungan ('mantab') untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Apabila hal ini terus dibiarkan, maka tabungan masyarakat akan terus tergerus dan dapat berujung pada peningkatan pinjaman online (pinjol) serta semakin sulitnya kondisi masyarakat bawah untuk dapat bertahan hidup.

Selain itu, tabungan masyarakat yang terus terkuras juga semakin mempersulit industri perbankan untuk menyalurkan kredit. Ketika hal tersebut semakin parah, maka Net Interest Margin (NIM) akan semakin kecil.

Deflasi Dua Bulan Beruntun
Menurunnya nilai belanja menjadi salah satu kemungkinan terjadinya deflasi Februari 2025. Seperti diketahui, B
adan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Februari 2025 yang terpantau deflasi baik secara bulanan (-0,48% mtm) maupun tahunan (-0,09% yoy).

Deflasi (mtm) juga terjadi pada Januari 2025 sehingga deflasi sudah terjadi dua bulan beruntun. Yang mengagetkan deflasi juga terjadi secara tahunan. Ini adalah kali pertama Indonesia mencatat deflasi tahunan dalam 25 tahun terakhir.
Deflasi bulanan dan tahunan ini justru terjadi menjelang Ramadan di mana biasanya terjadi inflasi tinggi.

Namun, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025), mengatakan deflasi Februari lebih disebabkan oleh diskon listrik.

"Komoditas utama penyebab deflasi Februari adalah diskon tarif listrik, daging ayam ras, cabai merah, tomat dan telur ayam ras," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

Diskon tarif listrik yang diberlakukan selama dua bulan (Januari dan Februari 2025) serta harga pangan yang relatif stabil bulan lalu memang membuat angka IHK cenderung lebih rendah. Namun bukan berarti tidak ada faktor lain yang dapat membuat deflasi di Indonesia khususnya dari segi daya beli masyarakat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |