loading...
Perang saudara antara kubu loyalis presiden terguling Bashar al-Assad dan pasukan Suriah telah menewaskan 1.018 orang. Mereka terus bertikai meski sedang dalam suasana Ramadan. Foto/Al Jazeera
DAMASKUS - Perang saudara antara kubu loyalis presiden terguling Bashar al-Assad dan pasukan Suriah telah menewaskan 1.018 orang dalam beberapa hari terakhir. Mereka terus bertikai meski sedang dalam suasana Ramadan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan hingga Sabtu jumlah korban tewas sudah lebih dari 1.000 orang, menjadikannya salah satu tindakan kekerasan paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu.
Menurut SOHR, mereka yang tewas adalah 745 warga sipil yang sebagian besar dari komunitas Alawite pendukung Assad.
Kemudian, 125 anggota pasukan keamanan pemerintah Suriah dan 148 milisi dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Assad juga tewas.
Jaringan listrik dan air minum juga terputus di sejumlah wilayah di sekitar kota Latakia.
Perang saudara pecah sejak Kamis lalu. Ini menandai eskalasi besar dalam perlawanan terhadap pemerintahan baru di Damaskus, tiga bulan setelah pemberontak mengambil alih kekuasaan setelah menyingkirkan Assad dari kekuasaan.
Pemerintah Suriah mengatakan bahwa mereka menanggapi serangan dari sisa-sisa pasukan Assad dan menyalahkan "tindakan individu" atas kekerasan yang merajalela tersebut.
Balas Dendam Sunni dan Alawite
Pembunuhan balas dendam yang dimulai pada hari Jumat oleh orang-orang bersenjata Muslim Sunni yang setia kepada pemerintah terhadap anggota sekte minoritas Alawite pendukung Assad merupakan pukulan telak bagi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), faksi yang memimpin penggulingan rezim Assad.
Kaum Alawite merupakan basis pendukung Assad selama beberapa dekade.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya