Tanda Kiamat Sudah Dekat, Bumi Miring Hingga Doyong

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Rotasi Bumi mengalami pergeseran signifikan sejak awal 2000-an akibat kehilangan air tanah.

Studi baru mengungkap bahwa hanya dalam dua tahun, mulai 2000 hingga 2002, lebih dari 1.600 gigaton air menghilang dari daratan.

Pergeseran ini mengubah sumbu rotasi Bumi hingga sekitar 45 cm. Ilmuwan menyebut redistribusi massa air sebagai penyebab utama fenomena ini.

Profesor Clark Wilson, ahli geofisika dari University of Texas di Austin sekaligus salah satu penulis studi, menjelaskan bahwa perpindahan massa air dari daratan ke lautan mengubah momen inersia Bumi. Hal ini menyebabkan poros putar planet ini bergeser.

"Jika Anda mengambil sejumlah besar air dari daratan dan memindahkannya ke lautan, Anda sedang mendistribusikan ulang massa di seluruh planet," kata Wilson dikutip dari Science Focus, Senin (19/5/2025).

"Itu akan mengubah sumbu rotasi Bumi," ujarnya.

Penelitian dipimpin oleh Prof Ki-Weon Seo dari Seoul National University, menggunakan kombinasi data radar satelit dan model kelembaban tanah untuk merekonstruksi perubahan deposit air global sejak akhir abad ke-20.

Temuan menunjukkan bahwa antara 2000 dan 2002, terjadi penurunan tajam kelembaban tanah yang berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global sekitar 1,95 mm per tahun, jauh melampaui kontribusi dari pencairan es Greenland yang hanya sekitar 0,8 mm per tahun.

Tren pengeringan ini tidak berhenti. Dari 2003 hingga 2016, sebanyak 1.000 gigaton air tanah kembali hilang. Hingga 2021, tingkat kelembaban tanah belum kembali normal, menunjukkan pergeseran jangka panjang dalam penyimpanan air daratan.

Pergeseran sumbu Bumi ini bertepatan dengan wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem, termasuk Asia Timur dan Tengah, Amerika Utara dan Selatan, serta Afrika Tengah.

Wilson menambahkan, meski pergeseran ini tampak kecil, pengukuran yang presisi sangat penting, bahkan berdampak pada keakuratan sistem GPS di seluruh dunia. Oleh sebab itu, gerak sumbu Bumi terus dipantau dengan ketelitian hingga milimeter.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Saol Harga Murah, Begini Persaingan Pasar Smart TV RI

Next Article Bumi Berputar Makin Lambat, Kehidupan Baru Lahir

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |