TBS Resmi Divestasi Pembangkit Batu Bara di Sulawesi, Cuan Triliunan

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan secara resmi terkait divestasi pembangkit batu bara di Sulawesi, yaitu PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Penjualan saham GLP dilakukan pada tanggal 16 Mei 2025,

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Gorontalo Listrik Perdana resmi dimiliki secara langsung oleh Perseroan sebesar 80% kepada PT Kalibiru Sulawesi Abadi (KSA).

"Bersama ini kami sampaikan bahwa transaksi GLP telah selesai dilaksanakan berdasarkan penandatanganan Akta Pengambilalihan Saham tertanggal 16 Mei 2025 oleh Perseroan selaku Penjual dan KSA selaku Pembeli ("Akta Pengambilalihan Saham")," tulis manajemen, Senin (19/5).

Penandatanganan Akta Pengambilalihan Saham dilaksanakan setelah dipenuhinya syarat-syarat pendahuluan termasuk telah diperolehnya persetujuan dari pemegang saham Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Independen dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 November 2024.

Resminya divestasi ini direspons positif oleh investor, dengan saham TOBA sempat melesat 15% ke Rp 460 per saham pada perdagangan intraday sesi pertama hari ini, Senin (19/5/2025). 

Sebelumnya, TOBA telah mengantongi restu pemegang saham untuk melakukan divestasi atas dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) miliknya di Sulawesi Utara (Sulut). Adapun nilai transaksi atas Rencana Transaksi tersebut sebesar US$144,8 juta atau sekitar Rp 2.28 triliun.

Keputusan ini telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis, (14/11/2024).

Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Juli Oktarina merinci perseroan akan menjual seluruh sahamnya di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Transaksi ini sejalan dengan komitmen perseroan dalam mencapai target netralitas karbon pada 2030 melalui inisiatif TBS 2030.

"Dengan kita menjual 2 aset PLTU itu, bisa mengurangi 80% dari emisi yang kita miliki tadi, jadi bisa mengurangi 1,3 juta ton CO2. Jadi luar biasa ya, dari 1,6 juta ini semua sudah selesai, konsumsinya maka akan terreduksi, akan berkurang 1,3 juta ton," ungkap Juli dalam Konferensi Pers hasil RUPSLB TOBA.

Adapun dana hasil dari divestasi ini akan digunakan untuk mempercepat pengembangan bisnis hijau TOBA. Adapun ceruk bisnisnya terdiri dari energi terbarukan, kendaraan listrik, dan waste management.

Sebelumnya diberitakan, Perseroan akan menerima hasil penjualan dalam bentuk kas yang lebih tinggi dibandingkan dengan total modal yang ditanamkan untuk pembangunan kedua PLTU tersebut sebesar kurang lebih US$87,4 juta. Melalui transaksi ini, Perseroan akan memperoleh keuntungan kas disamping dari dividen yang telah diterima selama PLTU beroperasi.

Namun, dari sisi pencatatan akuntansi keuangan, transaksi ini akan mencatatkan kerugian non-kas sebesar kurang lebih US$77 juta. Hal ini disebabkan oleh standar akuntansi PSAK yang mengharuskan pencatatan di muka atas pendapatan konstruksi pembangkit dan transmisi independent power producer (IPP) dengan skema build own operate transfer (BOOT) selama 25 tahun sesuai periode Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang berlaku.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bisnis Jasa Angkut Batu Bara di Sumsel, RMKE Investasi Rp 330 M

Next Article Emiten Pandu Sjahrir (TOBA) Caplok Perusahaan Singapura

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |