The Fed Bikin Deg-degan Asia: Yen Perkasa, Rupiah dan Ringgit Tertekan!

2 hours ago 1

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia

10 December 2025 09:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia bergerak beragam dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Rabu (10/12/2025), seiring dengan penantian pelaku pasar akan keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed).

Merujuk data Refinitiv, pada pukul 09.15 WIB mata uang Asia bergerak beragam, namun sayangnya rupiah tercatat menjadi mata uang di Asia yang paling tertekan dari dolar AS. Sementara itu, yen Jepang terpantau paling perkasa dalam melawan Greenback.

Rupiah Garuda terpantau tengah mengalami pelemahan sebesar 0,20% atau melemah ke posisi Rp16.693/US$, sekaligus menjadi yang paling tertekan di Asia. Selain rupiah, tekanan juga dialami oleh sejumlah mata uang Asia lainnya.

Ringgit Malaysia tercatat melemah 0,12% ke level 4,118/US$. Dolar Taiwan turut terdepresiasi 0,13% ke posisi 31,167/US$, diikuti dong Vietnam yang melemah 0,09% ke level 26.364/US$.

Rupee India juga melemah 0,03% ke posisi 89,918/US$, sementara baht Thailand turun 0,03% ke 31,83/US$ dan won Korea Selatan melemah tipis 0,02% ke level 1.469,66/US$.

Di sisi lain, sejumlah mata uang Asia justru berhasil menguat terhadap greenback.

Yen Jepang menjadi yang terkuat di Asia pagi ini dengan penguatan 0,14% ke level 156,64/US$,. Peso Filipina menyusul dengan apresiasi 0,06% ke posisi 59,168/US$. Dolar Singapura juga menguat 0,02% ke level 1,2968 per dolar AS, sementara yuan China menguat tipis 0,01% ke posisi 7,0626/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.15 WIB tercatat naik 0,02% ke level 99,236, mencerminkan masih kuatnya permintaan terhadap dolar AS di tengah sikap wait and see pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed.

Pergerakan mata uang Asia hari ini sejalan dengan sikap wait and see pelaku pasar menjelang pengumuman keputusan suku bunga bank sentral AS yang akan dirilis pada Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia terpantau menguat, seiring rilis data pasar tenaga kerja AS yang kembali menunjukkan ketahanan. Kondisi ini menegaskan bahwa perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam belum cukup kuat untuk mendorong pelonggaran agresif dari The Fed.

Data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan pembukaan lowongan kerja di AS meningkat menjadi 7,67 juta pada Oktober. Meski laju perekrutan masih relatif tertahan, tingginya permintaan tenaga kerja ini memperkuat persepsi bahwa pasar tenaga kerja AS tetap solid.

Situasi tersebut memicu kekhawatiran bahwa tekanan inflasi berpotensi bertahan lebih lama, sehingga ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga secara agresif menjadi semakin terbatas.

Pasar kini menantikan arah kebijakan suku bunga AS, di mana The Fed dijadwalkan mengumumkan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memproyeksikan peluang sebesar 88% terjadinya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada FOMC kali ini.

Namun, di luar keputusan malam ini, perhatian pelaku pasar mulai bergeser ke prospek kebijakan suku bunga sepanjang 2026. Investor menantikan sinyal dari proyeksi suku bunga The Fed atau dot plot, apakah jalur penurunan suku bunga ke depan akan lebih dangkal dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Dalam proyeksi terakhir, suku bunga acuan The Fed diperkirakan berada di kisaran 3,4% pada akhir 2026. Jika proyeksi tersebut direvisi lebih tinggi, dolar AS berisiko mendapatkan tambahan tenaga penguatan.

Ketidakpastian juga meningkat seiring dengan spekulasi pergantian pucuk pimpinan The Fed tahun depan. Pasar mulai mencermati apakah figur pengganti Jerome Powell nantinya benar-benar akan bersikap dovish seperti yang sempat diharapkan sebagian pelaku pasar.

Proyeksi Suku Bunga The FedFoto: CME FedWatch Tool
Proyeksi Suku Bunga The Fed


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |