Tinggalkan Dolar AS! ASEAN Siap Dagang Pakai Mata Uang Lokal

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Para gubernur bank sentral negara-negara anggota ASEAN sepakat terus memperkuat sistem transaksi lintas batas, termasuk penggunaan mata uang lokal.

Kesepakatan ini menjadi salah satu hasil dari Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN ke-12 (ASEAN Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 April 2025.

Bahkan, di sela-sela pelaksanaan Pertemuan AFMGM ke-12, National Bank of Cambodia (NBC) secara resmi mengumumkan partisipasinya dalam inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC) pada peluncuran fase kedua QR Connectivity Malaysia-Kamboja pada 8 April 2025.

Inisiatif RPC, yang dibentuk pada 2022 oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, sebelumnya telah diperluas dengan keikutsertaan Vietnam (Agustus 2023), Brunei Darussalam (Februari 2024), serta Lao PDR (April 2024).

RPC bertujuan untuk mendorong pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif, antara lain melalui sistem pembayaran cepat dan QR, guna memperkuat integrasi keuangan, fasilitasi perdagangan, remitansi, serta akses pasar bagi UMKM di kawasan.

"Bergabungnya NBC ke dalam RPC memperkuat integrasi keuangan kawasan Asia Tenggara. Partisipasi yang terus meningkat ini mencerminkan potensi besar RPC dalam memperluas kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN dan sekitarnya," dikutip dari siaran pers Bank Indonesia, Jumat (11/4/2025). Gubernur BI Perry Warjiyo hadir dalam pertemuan itu.

Secara umum, dalam pernyataan bersama Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN ke-12, disebutkan juga bahwa para menkeu dan gubernur bank sentral menegaskan kembali komitmen bersama terhadap stabilitas keuangan dan pendalaman integrasi regional.

Mereka menantikan pembentukan kembali ASEAN Swap Arrangement (ASA), yang akan menjadi penting dalam meningkatkan jaring pengaman dan ketahanan keuangan kawasan.

Para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN turut mendorong kolaborasi lebih lanjut untuk memperluas akses keuangan dan meningkatkan manajemen likuiditas guna mendukung perdagangan dan investasi intra-ASEAN, termasuk melalui Pedoman Operasional Model untuk Kerangka Kerja Transaksi Mata Uang Lokal atau Local Currency Transaction (LCT) di ASEAN.

AFMGM juga memuji kemajuan adopsi dan promosi sistem pembayaran lintas batas, dengan 21 hubungan operasional yang meningkatkan transaksi baik di dalam ASEAN maupun dengan mitra ekonomi utama seperti Jepang, India, dan Hong Kong, Tiongkok, serta kemajuan dalam mengembangkan konektivitas pembayaran multilateral melalui Project Nexus, di mana organisasi skema Nexus dengan nama "Nexus Global Payment" telah didirikan di Singapura pada akhir Maret.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memperkuat pengawasan pembayaran lintas batas, memperluas hubungan pembayaran instan, dan meningkatkan keamanan siber untuk mengurangi risiko yang terkait dengan transaksi digital," dikutip dari Joint Statement of the 12th ASEAN Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting (AFMGM).

Untuk meningkatkan keamanan dalam sistem keuangan, AFMGM juga menekankan pentingnya memerangi kejahatan keuangan, penipuan, dan penipuan melalui upaya regional yang terkoordinasi, mekanisme berbagi informasi yang ditingkatkan, dan kontribusi terhadap wacana global.

Dalam hal ini, regulator keuangan dan bank di ASEAN sepakat untuk berkolaborasi guna mengembangkan ekosistem regional untuk memerangi fraud dan scam dengan mengintegrasikan strategi mitigasi pra dan pasca penipuan untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang.

"Kami sangat mendesak lembaga keuangan dan bisnis untuk terlibat aktif dalam dan mempromosikan inisiatif pembayaran lintas batas regional. Dukungan industri dan sektor swasta sangat penting tidak hanya untuk memajukan pembayaran digital tetapi juga dalam meningkatkan inklusi sosial-ekonomi di seluruh wilayah," kata para gubernur dan menkeu ASEAN.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: ASEAN Jadi Medan Panas Perang Dagang Trump, Bagaimana Nasib RI?

Next Article BI Buka-Bukaan Soal Penyebab Rupiah Loyo ke Level Rp15.720/US$

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |