Titipan Pesan Ayatollah ke Donald Trump Usai Diancam Pakai Bom

2 days ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat (AS) akan menerima "pukulan keras" jika bertindak atas ancaman Presiden Donald Trump untuk mengebom. Kecuali, Teheran mencapai kesepakatan nuklir baru dengan Washington.

Mengutip Reuters, Trump pada hari Minggu lalu menegaskan kembali ancamannya bahwa Iran akan dibom jika tidak menerima tawarannya untuk berunding yang diuraikan dalam surat yang dikirim kepada pimpinan Iran pada awal Maret. Trump memberi Teheran waktu dua bulan untuk membuat keputusan baru.

"Permusuhan dari AS dan Israel selalu ada. Mereka mengancam akan menyerang kita, yang menurut kami tidak mungkin terjadi, tetapi jika mereka melakukan kejahatan, mereka pasti akan menerima pukulan balasan yang kuat," kata Khamenei, dikutip dari Reuters, Senin (31/3/2025).

"Dan jika mereka berpikir untuk menyebabkan pemberontakan di dalam negeri seperti tahun-tahun sebelumnya, rakyat Iran sendiri yang akan menghadapinya," tambahnya.

Pemerintah Iran menyalahkan negeri Barat atas kerusuhan baru-baru ini, termasuk protes 2022-2023 atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda yang ditahan karena diduga melanggar aturan jilbab, dan protes nasional pada tahun 2019 atas kenaikan harga bahan bakar.

Minggu lalu, Iran menanggapi surat AS tersebut, dengan Presiden Masoud Pezeshkian menjelaskan pada hari Minggu bahwa Teheran tidak akan melakukan negosiasi langsung dengan Washington tetapi bersedia untuk melanjutkan pembicaraan secara tidak langsung sesuai dengan perintah dari Khamenei.

"Ancaman terbuka 'pengeboman' oleh seorang kepala negara terhadap Iran merupakan penghinaan yang mengejutkan terhadap hakikat perdamaian dan keamanan internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei pada hari Senin.

"Kekerasan melahirkan kekerasan, perdamaian melahirkan perdamaian. AS dapat memilih jalan dan menerima konsekuensinya."

Adapun dalam masa jabatan pertamanya tahun 2017-2021, Trump menarik AS dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang memberlakukan batasan ketat pada aktivitas nuklir Teheran yang disengketakan dengan imbalan keringanan sanksi. Trump juga memberlakukan kembali sanksi AS yang luas.

Sejak saat itu, Iran telah jauh melampaui batasan kesepakatan itu pada pengayaan uranium.

Sementara itu, negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium ke tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas ambang untuk program energi atom sipil. Teheran mengatakan program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan energi sipil.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Gelar Buka Bersama, Janjikan Ini ke Muslim AS

Next Article Video: Iran "Warning" Israel & AS Akan Beri Respons Mematikan

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |