Tragis Nasib Peternak Ayam RI: Harga Anjlok-Rugi Miliaran Gegara Ini

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga ayam broiler (ras/ ayam potong) dilaporkan anjlok drastis saat ini. Bahkan, harga jual di peternak disebut sudah menyentuh angka Rp9.000 per kg. Hal ini praktis membuat peternak ayam rugi besar. 

Mengutip data Badan Pangan Nasional (Bapanas), saat ini, harga ayam hidup (live bird) di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jabodetabek hanya berkisar antara Rp13.200 hingga Rp14.400 per kg berat hidup. Angka jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP) yang berada di level Rp19.000 per kilogram, bahkan lebih rendah lagi dibanding Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp25.000 per kilogram. 

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menilai, anjloknya harga ini dipicu adanya maladministrasi. Karena itu, dia mendesak pemerintah segera bertindak. 

"Ombudsman bukan pengamat harga ayam, ya. Tapi kami masuk karena ini sudah menyangkut pelayanan publik," kata Yeka dalam Foodagri Insight CNBC Indonesia, dikutip Kamis (24/4/2025).

Yeka mengaku mendapat keluhan langsung dari para peternak ayam di Jawa Barat beberapa minggu lalu. Mereka mengadukan penurunan harga ayam yang terjadi usai Lebaran kemarin, lengkap dengan data-data pendukung.

"Kami hitung, kalau populasi ayam peternak hanya 10% saja, kerugian mereka bisa mencapai Rp80 miliar per minggu. Dan ini diperkirakan akan terus terjadi sampai akhir Mei," ujarnya.

Menurut Ombudsman, ada dua hal utama yang menjadi perhatian pihaknya atas anjloknya harga daging ayam potong.

Pertama, pemberian layanan administratif dalam bentuk kuota impor ayam GPS (grand parent stock), yang turut menambah pasokan ayam di dalam negeri. Kedua, lemahnya fungsi pengawasan dan pengendalian produksi oleh pemerintah.

"Harga ayam sudah di bawah HAP (harga acuan penjualan) ini berarti pengawasan belum memadai. Apalagi kita sudah punya harga acuan dari pemerintah. Tapi kenapa tidak ada tindakan?" katanya.

"Ini ada potensi maladministrasi dalam hal pengawasan distribusi dan pengendalian produksi ayam oleh pemerintah," tukasnya.

Solusi Atasi Anjloknya Harga Ayam

Untuk itu, Ombudsman RI mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) an Badan Pangan Nasional (Bapanas) segera melakukan intervensi pasar. Salah satu solusi mendesak adalah melakukan penyerapan ayam dari peternak.

"Kalau tidak ada penyerapan, ya pasti harga akan seperti ini terus," ujar Yeka.

Ia juga menyarankan agar pemerintah melibatkan pelaku usaha swasta dalam program penyerapan, jika belum mampu melakukannya sendiri.

Yeka menyoroti, pemerintah seharusnya bisa melakukan antisipasi dari data yang sudah mereka miliki.

"Demand live bird itu sekitar 60-65 juta ekor per minggu. Kalau data hatching record-nya sudah melebihi angka itu, seharusnya sudah jadi warning untuk segera intervensi," jelasnya.

Lebih jauh, Yeka menyayangkan tidak adanya program penyerapan ayam seperti halnya gabah atau beras. "Kalau beras kan ada Bulog, pemerintah sudah punya program yang menyerap gabah dari petani. Tapi untuk ayam, belum ada program se-prudent itu," katanya.

Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi pengawasan oleh pemerintah. "Dari tiga tahun lalu kami sudah ingatkan, fungsi pengawasan harus ditingkatkan. Jangan sampai breeding company terus menggenjot produksi tanpa melihat kebutuhan pasar," tandas Yeka.

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra FatikaFoto: Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Ayam Terjun Peternak Rugi, Pemerintahan Prabowo Ke Mana?

Next Article Bos BPS Minta Masyarakat Waspada Jelang Puasa, Ada 'Teror' Ini

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |