Trump Bikin Dunia Kacau, Sri Mulyani Beberkan Strategi ASEAN!

1 week ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan antar menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara anggota ASEAN ke-12 (12th ASEAN Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting/AFMGM) menghasilkan sebuah kesepakatan konkrit untuk melawan kebijakan perang dagang Presiden AS Donald Trump.

Salah satu hasil pertemuan ini ialah memperkuat sentralitas ASEAN dengan mendorong kepercayaan strategis antarnegara melalui dialog, diplomasi, dan niat baik yang berkelanjutan, bukan membalas atau retaliasi perang dagang yang dilakukan Trump melalui pengenaan tarif perdagangan tinggi.

Pertimbangannya ialah keterbukaan ekonomi negara-negara anggota ASEAN dan tingginya keterikatan pada perdagangan eksternal, faktor-faktor seperti perlambatan pertumbuhan global, kontraksi perdagangan internasional, serta berkurangnya arus investasi dapat berdampak buruk pada prospek pertumbuhan kawasan.

Oleh sebab itu, ketidakpastian yang timbul dari pengenaan tarif dan potensi pembalasan dapat menimbulkan risiko peningkatan volatilitas baik dalam arus modal maupun nilai tukar bagi negara-negara ASEAN.

Maka, sebagai respons, ASEAN menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan serta integrasi ekonomi ASEAN.

"ASEAN juga menyatakan kesiapan untuk bekerja sama secara konstruktif dengan semua mitra, termasuk Amerika Serikat, guna menemukan solusi yang seimbang, berwawasan ke depan, dan mendukung ekonomi global yang lebih tangguh dan berkelanjutan," dikutip dari siaran pers Kementerian Keuangan tentang hasil (12th ASEAN Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting/AFMGM) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 April 2025, dikutip Jumat (11/4/2025)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pertemuan 12th ASEAN AFMGM itu juga sempat menegaskan posisi Indonesia dalam merspons tingkah Trump. Ia bilang dalam pertemuan itu Indonesia akan merespons dan mengambil langkah-langkah strategis. Retaliasi bukanlah solusi, melainkan kerja sama dan negosiasi, khususnya dalam menghadapi isu hambatan tarif maupun non-tarif.

Selain itu, ia juga mengatakan, Indonesia akan terus mempercepat reformasi seluruh peraturan untuk menyikapi masalah tersebut. Di antaranya dengan melakukan deregulasi dan menghilangkan halangan perdagangan maupun investasi.

"Indonesia terus akan mempercepat dan meningkatkan langkah deregulasi dan menghilangkan halangan perdagangan dan investasi dalam negeri, dan sekaligus melakukan upaya diplomasi dan negosiasi untuk menjaga kepentingan ekonomi Indonesia dan kepentingan bersama dunia," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menegaskan kerja sama erat dengan Gubernur Bank Indonesia, dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan pelaku pasar keuangan maupun publik.

"Ini bukan hal yang mudah, terutama karena ini adalah isu yang kompleks dan perlu ditangani secara simultan apakah itu dalam bentuk nilai tukar, imbal hasil Surat Utang Negara, dan tentu saja kepercayaan pasar terhadap pasar modal. Kami berharap ini hanya respons jangka pendek," tegasnya.

Dalam AFMGM juga dibahas perkembangan berbagai inisiatif di antaranya, versi 4 Taksonomi ASEAN sedang dikembangkan untuk memberikan cakupan yang komprehensif dari enam fokus Taksonomi ASEAN dan tiga sektor pendukungnya.

Selain itu, forum AFMGM juga menyepakati usulan Malaysia yang melanjutkan inisiatif Indonesia untuk menyederhanakan proses kerja sama di jalur keuangan dengan melihat keterkaitan substansi antar komite kerja, serta inisiatif ASEAN Power Grid Financing Facility (APGFF) yang melibatkan ADB dan WB.

Khusus untuk merespon langkah Amerika Serikat ini, anggota ASEAN sepakat untuk tidak melakukan retaliasi, namun akan melakukan negoisasi, baik secara bilateral maupun bersama-sama dalam kerangka kesepakatan perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat.

Kondisi ketidakpastian dan guncangan besar dalam perekonomian akibat perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok akan direspon dengan meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara ASEAN sehingga inisatif integrasi sektor keuangan dan perekonomian ASEAN perlu dipercepat.

Sementara itu, dalam forum khusus para Menteri Keuangan, pembahasan yang mencuat terkait berbagai kerja sama pada sektor keuangan, termasuk kerja sama di bidang pembiayaan infrastruktur melalui ASEAN Infrastructure Fund (AIF), pembiayaan risiko bencana, serta kepabeanan dan perpajakan.

Dalam kesempatan ini, Indonesia melaporkan perkembangan dua forum yang diinisiasi dalam Keketuaan Indonesia pada 2023, yaitu pembentukan ASEAN Treasury Forum (ATF) serta revitalisasi wadah kolaborasi lintas sektor. Saat ini kolaborasi lintas sektor sudah berjalan untuk pembiayaan risiko bencana dan kolaborasi sektor kesehatan dan keuangan.

Pada akhir sesi diluncurkan Rencana Aksi AIF 2025-2028 yang di dalamnya memuat rencana peningkatan kapasitas pembiayaan AIF dan komitmen mendukung pembiayaan proyek hijau bersama di ASEAN seperti ASEAN Power Grid untuk pencapaian target perubahan iklim ASEAN.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Kumpul Dengan Menkeu ASEAN, Bahas Tarif Resiprokal

Next Article PPN RI 12% Bakal Jadi yang Tertinggi di ASEAN, Singapura Aja Lewat!

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |