Jakarta, CNBC Indonesia - Kamboja mencatat kematian keempat akibat flu burung atau virus H5N1 tahun ini. Hal ini terjadi setelah Negara Sihanouk itu menghadapi lonjakan kasus flu mematikan itu.
Mengutip AFP, korban tewas keempat adalah seorang anak dari Provinsi Kampong Speu di wilayah Barat Kamboja. Ia mengalami "demam, batuk, dan kesulitan bernapas" saat dibawa ke rumah sakit sebelum meninggal pada hari Selasa.
"Tes yang dilakukan oleh Institut Pasteur Kamboja mengonfirmasi bahwa ia positif terkena virus H5N1 yang menyebabkan flu burung," menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Phnom Penh, dikutip Rabu (28/5/2025).
Dikatakan bahwa ada ayam dan bebek yang sakit dan mati di dekat rumah anak itu seminggu sebelum ia menunjukkan gejala. Diketahui, virus H5N1 umumnya ditularkan ke manusia setelah kontak dengan burung yang terinfeksi atau di lingkungan berisiko tinggi, seperti peternakan atau pasar hewan hidup, tetapi kemungkinan penularannya tetap jarang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total 43 orang meninggal akibat flu burung di Kamboja antara tahun 2003 dan 2024. Tidak ada kasus antara tahun 2014 dan 2022.
Setelah itu, WHO melaporkan peningkatan kasus karena virus tersebut menewaskan empat orang di kerajaan tersebut pada tahun 2023. Sementara dua orang tahun lalu meninggal.
Sebelumnya wafatnya anak ini, seorang pria berusia 28 tahun yang memelihara unggas di rumah meninggal karena flu burung pada bulan Januari. Pada bulan Februari dan Maret, virus tersebut menewaskan dua anak berusia dua dan tiga tahun.
(tps/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pejabat China Diminta Hemat Biaya Rokok - Covid ASEAN Merebak
Next Article Warning! AS Laporkan Kematian Pertama Manusia terkait Flu Burung