Youthpreneur: Mesin Baru Ekonomi Kerakyatan

5 hours ago 2

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Di tengah dinamisnya ekonomi global, wajah perekonomian Indonesia sedang beralih. Sektor padat modal yang selama ini menjadi penopang perekonomian, kini perlahan mulai digantikan oleh sektor yang berbasis inovasi dan kreativitas. Transformasi ini menandai lahirnya mesin baru ekonomi rakyat: youthpreneur.

Generasi muda saat ini tidak hanya menjadi konsumen, kini mereka telah menjadi produsen. Mereka mengubah ide dan gagasan menjadi produk. Sejak awal, mereka tumbuh dengan naluri bertahan dan kemampuan membaca peluang yang berbeda dari generasi sebelumnya. Ketika saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan kenyataan sulitnya akses terhadap lapangan kerja, youthpreneur hadir sebagai jawaban.

Indonesia memang menyimpan potensi bonus demografi yang begitu luar biasa dengan lebih dari 69 juta penduduk usia muda berusia 16-30 tahun (BPS,2025), namun sayangnya besarnya potensi tersebut masih belum sepenuhnya bisa dimaksimalkan.

Ini karena beberapa masalah seperti misalnya tingginya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 7,28 juta orang (2025) dan sebagian besar masih bekerja di sektor informal yang rentan. Dalam konteks inilah youthpreneur memainkan peran strategisnya.

Wirausahawan muda tumbuh dengan pesat di berbagai titik daerah di Indonesia. Dukungan pemerintah melalui berbagai program kewirausahaan turut mendukung dan mempercepat perkembangan mereka. Namun, agar langkahnya memiliki nafas yang panjang, penguatan ekosistem perlu menjadi fokus utama.

Kementerian UMKM bersama dengan kementerian/lembaga terkait terus berupaya memperkuat kualitas kewirausahaa dan mendukung Asta Cita ke-3 Pemerintahan Prabowo-Gibran melalui dukungan pembiayaan yang inklusif, pendampingan berkelanjutan, serta fasilitasi digitalisasi dan program-program lainnya. Kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi agar youthpreneur dapat terus tumbuh berkelanjutan.

Digitalisasi menjadi tonggak penting dalam mendukung berjalannya youthpreneur. Hingga akhir 2024, tercatat sudah ada sekitar 25,5 juta UMKM telah masuk kedalam ekosistem digital (Kementerian UMKM,2024). Adanya tren digitalisasi dalam dunia usaha kian membuka ruang bagi wirausahawan muda di berbagai daerah untuk naik kelas.

Saat ini, media digital tidak hanya menjadi saluran untuk memasarkan produk, namun juga berfungsi sebagai wahana pembelajaran dan kolaborasi yang produktif. Ujungnya, mereka akan semakin berdaya.

Saat ini, generasi muda memiliki concern tersendiri kepada sustainability dan nilai sosial. Banyak wirausahawan muda yang memilih untuk mengembangkan usaha dengan melibatkan warga sekitar, mereka mengambil bahan dari lingkungannya dan menerapkan prinsip sustainability dalam menjalankan bisnis.

Inilah gambaran sejati dari ekonomi kerakyatan. Ketika generasi muda berani untuk berwirausaha, mereka tidak hanya sekedar menciptakan lapangan kerja namun juga memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Usaha yang tumbuh dengan diiringi semangat sustainability akan melahirkan keadilan ekonomi yang lebih merata.

Youthpreneur telah terbukti mampu mendorong ekonomi kerakyatan menjadi tumbuh, besar, dan berdaya. Semakin banyak wirausahawan muda yang lahir, maka semakin kokoh pula fondasi ekonomi kita.

Inilah potret masa depan ekonomi kerakyatan Indonesia, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan ekosistem yang kuat, generasi muda akan menjadi motor utama yang menggerakkan ekonomi kerakyatan dengan semangat kemandirian dan berkelanjutan.


(miq/miq)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |