loading...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) meminta maaf kepada Presiden AS Donald Trump atas pertengkaran di Oval Office. Namun, Trump ingin Zelensky lengser dari kekuasaannya di Ukraina. Foto/Doug Mills/New York Times
WASHINGTON - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta maaf kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas skandal pertengkaran di Oval Office Gedung Putih.
Namun, media Amerika melaporkan bahwa Trump menginginkan Zelensky lengser dari kekuasaannya di Ukraina.
Permintaan maaf Zelensky diungkap Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Senin atau menjelang pertemuan antara delegasi AS dan Ukraina di Arab Saudi.
Witkoff mengatakan Washington berharap untuk membuat "kemajuan substansial" dan juga berharap untuk menandatangani kesepakatan material tanah langka dengan Kyiv.
“Zelensky mengirim surat kepada presiden. Dia meminta maaf atas seluruh insiden yang terjadi di Oval Office,” kata Witkoff.
“Saya pikir itu adalah langkah penting dan ada banyak diskusi antara tim kami dan Ukraina serta Eropa yang relevan dengan diskusi ini juga," paparnya.
Trump mengungkapkan bahwa dia menerima surat penting dari Zelensky minggu lalu, yang menyatakan Kyiv telah menyatakan kesiapan untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin.
Namun, presiden AS itu tidak menyebutkan surat tersebut berisi permintaan maaf atas skandal pertengkaran di Oval Office.
Zelensky terlibat dalam adu mulut dengan Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance selama pertemuan yang menggelikan di Oval Office pada 28 Februari lalu. Presiden AS menuduh Zelensky tidak menghormatinya, tidak berterima kasih atas bantuan AS di masa lalu, enggan untuk mencari perdamaian dengan Rusia, dan bertaruh dengan Perang Dunia III.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya