3 Miliar Penduduk Dunia Menderita Karena Banjir, Kerugian Rp21.830 T

5 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca ekstrem semakin menjadi ancaman bagi dunia. Laporan Climate Risk Index 2025 mencatat bahwa dalam tiga dekade terakhir, dunia telah mengalami lebih dari 9.400 peristiwa cuaca ekstrem, dengan total kerugian ekonomi mencapai US$ 4,2 triliun atau sekitar Rp 68.943 triliun.

Dari berbagai jenis bencana, heatwave atau gelombang panas tercatat sebagai yang paling mematikan, menelan lebih dari 225.600 jiwa sejak 1993.

Meskipun dampaknya sering kali tidak terlihat secara langsung seperti banjir atau badai, heatwave memiliki efek yang lebih luas, mulai dari meningkatnya angka kematian akibat serangan jantung dan dehidrasi, terganggunya produksi pangan, hingga lonjakan permintaan listrik yang membebani infrastruktur energi.

Bencana ekstrem yang terjadi dalam 30 tahun terakhir didominasi oleh tiga jenis utama, yaitu badai, heatwave, dan banjir. Badai menjadi penyebab kerugian ekonomi terbesar, mencapai US$ 2,33 triliun, sementara heatwave tercatat sebagai pembunuh terbesar dengan korban jiwa mencapai 225.600 orang.

Banjir, di sisi lain, menjadi bencana yang paling banyak berdampak pada populasi, dengan lebih dari 2,91 miliar orang atau hampir 3 miliar terdampak langsung dalam tiga dekade terakhir. Selain itu, kekeringan dan kebakaran hutan juga berkontribusi besar terhadap dampak ekonomi dan sosial, terutama di negara-negara dengan ketahanan iklim yang rendah.
Kerugiannya mencapai US$ 1,33 triliun atau sekitar Rp 21.831 triliun.

China dan India menjadi dua negara yang paling sering menghadapi bencana cuaca ekstrem, masing-masing mengalami lebih dari 600 dan 400 kejadian dalam 30 tahun terakhir. China kerap dihantam oleh banjir besar dan heatwave, yang mengakibatkan kerugian ekonomi hingga US$ 706 miliar.

India, di sisi lain, mengalami heatwave yang lebih sering dengan dampak signifikan terhadap sektor pertanian dan kesehatan masyarakat, menyebabkan kerugian lebih dari US$ 180 miliar. Filipina menjadi negara lain yang rentan terhadap cuaca ekstrem, dengan lebih dari 370 badai menghantam wilayahnya sejak 1993, menyebabkan kerugian lebih dari US$ 34 miliar.

10 negara dengan dampak cuaca ekstrem terbesar sepanjang 1993-2022.Foto: Germanwatch
10 negara dengan dampak cuaca ekstrem terbesar sepanjang 1993-2022.

Di luar Asia, Italia masuk dalam daftar negara terdampak karena berulang kali mengalami heatwave mematikan, terutama pada tahun 2003 dan 2022, yang menyebabkan ribuan kematian dan kerusakan infrastruktur yang luas.

Heatwave kini menjadi ancaman yang semakin nyata dan mematikan. Pada 2022 saja, lebih dari 61.782 orang meninggal akibat suhu panas ekstrem, menjadikannya bencana paling mematikan tahun itu.

Efeknya tidak hanya terbatas pada meningkatnya angka kematian, tetapi juga mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial. Suhu yang tinggi menyebabkan gagal panen di banyak wilayah, mengancam ketahanan pangan dan meningkatkan harga bahan makanan.

Di sektor energi, permintaan listrik melonjak tajam akibat penggunaan pendingin udara yang lebih tinggi, membebani jaringan listrik dan meningkatkan biaya operasional. Infrastruktur pun tak luput dari dampaknya jalan raya dan rel kereta api melengkung akibat suhu panas ekstrem, sementara kebakaran hutan semakin sering terjadi, memperparah dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Kerugian ekonomi akibat heatwave meluas ke berbagai sektor. Di sektor pertanian, gagal panen akibat kekeringan diperkirakan menyebabkan kerugian hingga US$ 10 miliar, sementara sektor kesehatan menghadapi lonjakan biaya pengobatan akibat meningkatnya kasus stroke dan penyakit jantung, dengan kerugian mencapai US$ 5 miliar.

Sektor industri dan energi juga terkena dampaknya, dengan lonjakan permintaan listrik yang memperberat beban operasional perusahaan, menambah kerugian hingga US$ 7 miliar. Sementara itu, infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat suhu ekstrem menyumbang kerugian hingga US$ 9 miliar.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |