Catatan Kesehatan RI 2024: Bullying Nakes hingga Ajakan Berobat ke Malaysia

2 months ago 90

Jakarta - Di sepanjang 2024, dunia kesehatan di Indonesia diwarnai sejumlah peristiwa. Beberapa di antaranya ada yang menjadi sorotan utama pada halaman depan pemberitaan nasional.

Tiga berita yang cukup menyita perhatian adalah perihal pembullyan tenaga kesehatan dalam dunia pendidikan dokter, naturalisasi dokter untuk meningkatkan kualitas pekerja kesehatan di Indonesia hingga ajakan berobat ke Malaysia.

Diketahui di tahun 2024 seorang mahasiswi tewas saat menempuh pendidikan dokter spesialis di Undip, dr Aulia Risma membuat banyak mata tertuju pada perundungan di lingkungan dokter residen. Dirinya ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Agustus silam.

Saat olah tempat kejadian perkara (TKP) pihak kepolisian menemukan sebuah catatan di kamar kosnya. Dalam catatan itu, dr Aulia mengeluhkan dirinya merasa sakit, dia juga mengeluh tak sanggup menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Catatan yang berjumlah sembilan lembar itu pun viral di media sosial.

"Dari TKP ditemukan ada beberapa catatan, setidaknya sembilan lembar catatan. Tetapi poin di sembilan lembar ini dapat kami sampaikan bahwa yang bersangkutan mengeluh kesakitan. Mengeluh kepada Tuhan, kesimpulan yang kami dapatkan. Kedua, kepada seseorang yang dia sayangi 'yang saya tidak kuat'. Kira-kira begitulah kurang lebih di catatannya," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Mapolrestabes Semarang.

Setelah itu, kasus perundungan dokter residen kemudian menjadi pembicaraan. Banyak korban perundungan itu buka suara dan menceritakan perundungan atau bullying di lingkungan dokter residen versi mereka. Banyak dari curhatan mereka diunggah baik di Instagram atau di X.

Masih di dalam dunia kesehatan nasional, pengesahan Undang-Undang Kesehatan terbaru juga diteken oleh Presiden Joko Widodo di bulan Juli 2024. Pengesahan aturan pelaksana Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan menjadi penguat bagi pemerintah untuk membangun kembali sistem kesehatan di Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) bernomor 28 tahun 2024 itu berisi 1.072 pasal yang dimuat dalam 656 halaman. Salah satu pasal membahas tentang tenaga medis Warga Negara Asing (WNA).

"Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara asing terdiri atas: lulusan dalam negeri; atau lulusan luar negeri," demikian bunyi aturan tersebut, dikutip oleh detikcom.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga buka suara soal dokter asing yang disebut bakal membantu industri kesehatan Tanah Air, demi naik 'kelas' secara kualitas. Menurut PB IDI, kebijakan seperti ini juga sering terjadi di negara-negara lain.

"Kepentingan ketahanan kesehatan, kepentingan Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi hal yang harus diutamakan. Tapi pada dasarnya di semua negara kita tidak bisa menghindari keniscayaan bahwa akan ada free flow tadi, dokter asing yang akan masuk antar negara," ujar Ketua Umum PB IDI dr Muhammad Adib Khumaidi.

"Tapi semua negara juga mempunyai regulasi yang selektif, tidak dengan mudah juga gitu (masuk dokter asing), karena jangan sampai nanti masyarakat Indonesia hanya dijadikan market pelayanan saja," sambungnya.

Menurut Menteri Kesehatan saat itu Budi Gunadi Sadikin, dokter asing yang boleh bertugas di Indonesia hanya dengan keahlian spesial. Menurutnya, hal ini seharusnya sudah tidak lagi menjadi perdebatan. Sebab, saat dirinya berkunjung ke rumah sakit di daerah terpencil bersama Presiden ke 7 Joko Widodo, ia selalu saja menemukan keluhan kekurangan dokter spesialis penyakit tertentu. Kekurangan dokter spesialis ini, kata Menkes, yang memicu lonjakan kasus kematian. Karenanya hal ini perlu dicegah.

Dunia kesehatan Indonesia juga dihebohkan dengan unggahan poster berisikan ajakan kepada masyarakat untuk berobat ke Rumah Sakit di Malaysia. Poster tersebut terpampang di tembok Kedutaan Besar Malaysia di wilayah HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Hal tersebut menjadi ramai karena jarak pemasangan poster tersebut cukup dekat dengan kantor Kementerian Kesehatan, yaitu hanya berjarak sekitar 650 meter atau kurang lebih 9 menit berjalan kaki.

"Mau berobat? Ke Malaysia aja! Lebih dekat, lebih terjangkau" bunyi promosi di poster itu.

Poster tersebut mendadak viral setelah salah satu pengguna media sosial X mengunggahnya.

"Memang boleh segamblang itu," ujar pengguna X @shyxxxx

Unggahan tersebut pun menuai pro-kontra di media sosial. Hal ini dikarenakan sebelumnya pemerintah Indonesia telah mendorong peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia agar masyarakat mau berobat di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 masih banyak orang Indonesia yang memilih untuk berobat ke luar negeri. Terungkap dari data tersebut bahwa Malaysia menjadi destinasi 'favorit' warga untuk berobat ke luar negeri. Mari menilik kembali peristiwa-peristiwa penting dalam dunia kesehatan nasional bersama redaktur detikHealth hanya di Editorial Review.

Lalu detik sore edisi kali ini juga akan melaporkan suasana jelang perayaan pergantian tahun di beberapa titik. Bersama reporter kami semuanya akan kami sajikan sore ini dalam Indonesia Detik Ini.

Libur natal dan tahun baru menjadi momen yang sangat dinanti banyak orang untuk berlibur. Para pemilik hewan pemeliharaan tidak perlu pusing menitipkan hewan peliharaannya ke tempat penitipan hewan. Kali ini, kita akan melihat bagaimana usaha tempat penitipan hewan atau pet hotel meraup cuan di masa liburan. Menghadirkan Trisetyani Suci selaku Co Founder Anabul Pet Center, simak kisahnya dalam Sunsetalk.

Detik Sore, Ga Cuma Hore-Hore! (far/vys)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |