Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sempat mengalami lonjakan sebelum akhirnya ditutup di zona pelemahan. Akan tetapi pasar tetap optimism terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), hal ini juga tercermin pada harga perak yang berhasil mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa.
Pada perdagangan hari ini Senin (8/12/2025) hingga pukul 06.32 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,07% di posisi US$4.199,65 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (5/12/2025), harga emas dunia turun 0,27% di level US$4.196,53 per troy ons. Harga emas sempat melonjak ke level US$4.259,10 sebelum berakhir di zona merah.
Harga emas emas sempat mengalami kenaikan sebelum berakhir dengan penurunan tipis pada perdagangan hari Jumat lalu. Akan tetapi pasar masih optimis harga emas akan berada di zona uptrend, hal ini karena meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed minggu ini yang mengangkat sentimen, sementara perak melonjak ke rekor tertinggi.
"Pasar semakin yakin bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga dan sebagai respons terhadap hal itu, kami melihat dolar AS sedikit melemah dan itu menguntungkan emas," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities.
Data ekonomi AS menunjukkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti naik 0,3% pada bulan September, dengan kenaikan tahunan melambat menjadi 2,8% dari 2,9% pada bulan Agustus.
Hal ini menyusul data penggajian swasta yang mengungkapkan penurunan tertajam dalam lebih dari dua setengah tahun bulan lalu.
Komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed semakin memicu ekspektasi pelonggaran moneter.
Alat FedWatch CME menunjukkan probabilitas 87,2% penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed 9-10 Desember.
Emas diproyeksikan diperdagangkan antara US$4.200 dan US$4.500 per troy ons tahun ini, dan antara US$4.500 dan US$5.000 per troy ons tahun depan, tergantung pada keputusan The Fed, menurut Alex Ebkarian, COO di Allegiance Gold.
Sementara itu, permintaan emas fisik di India dan China menurun pada minggu lalu karena pembeli menunggu koreksi harga spot.
Setelah tahun 2025 yang luar biasa, yang sejauh ini telah mencatat emas mencapai lebih dari 50 rekor tertinggi dan naik lebih dari 60%. WGC mengatakan tahun 2026 dapat menghasilkan berbagai hal, mulai dari reli moderat hingga penurunan tajam.
Tahun ini merupakan tahun persaingan antara kekuatan bullish yang terkait dengan perlambatan pertumbuhan global dan ketidakstabilan politik yang terus-menerus, dan tekanan bearish yang dapat muncul jika pemerintahan Trump berhasil meningkatkan kinerja ekonomi AS.
Untuk saat ini, WGC mengatakan harga emas secara umum mencerminkan ekspektasi konsensus makroekonomi, yang menunjukkan bahwa harga emas dapat tetap berada dalam kisaran tertentu, meskipun faktor-faktor seperti pertumbuhan yang lebih lemah dan gejolak geopolitik kemungkinan akan memberikan dukungan.
3 Jalur Potensial untuk Emas di Tahun 2026
Prospek WGC menetapkan tiga jalur makroekonomi utama yang dapat diikuti emas tahun depan mulai dari perlambatan moderat, penurunan global yang mendalam, atau hasil pertumbuhan reflasi yang terkait dengan keberhasilan kebijakan AS.
Skenario 1: Penurunan Tipis, Cukup Menguat untuk Emas
Jika momentum ekonomi mendingin terutama di pasar tenaga kerja AS tanpa runtuh total, investor dapat beralih lebih jauh ke aset defensif. Penurunan saham kecerdasan buatan (AI) dapat mengintensifkan volatilitas pasar, sementara aktivitas konsumen yang lebih lemah akan memberikan tekanan lebih besar kepada para pembuat kebijakan untuk terus melonggarkan kebijakan moneter.
Dalam kondisi ini, WGC mengatakan emas dapat menguat 5% hingga 15%. Suku bunga yang lebih rendah dan dolar yang lebih lemah akan membantu, begitu pula pembelian bank sentral yang berkelanjutan dan potensi arus baru dari investor institusional besar di Asia.
Skenario 2: Lingkaran Malapetaka, Sangat Bagus untuk Emas
Hasil yang lebih suram juga mungkin terjadi, yakni penurunan global yang tersinkronisasi yang dipicu oleh meningkatnya titik api geopolitik atau fragmentasi perdagangan.
Ketika kepercayaan menurun dan ekonomi berkontraksi, The Federal Reserve AS dapat terpaksa memangkas suku bunga secara signifikan sementara modal membanjiri aset-aset safe haven. WGC memperkirakan emas dapat naik 15% hingga 30% dalam kondisi seperti itu, sebagian besar didorong oleh permintaan investasi yang kuat melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas.
WGC mencatat bahwa kepemilikan EFT telah meningkat lebih dari 700 metrik ton tahun ini. Bahkan dengan memperhitungkan arus masuk sejak pertengahan 2024, totalnya tetap kurang dari setengah dari yang terlihat pada siklus bullish sebelumnya.
Skenario 3: Reflasi kembali, bearish untuk emas
Ada juga kemungkinan yang tidak dapat diabaikan bahwa kebijakan fiskal dan industri Presiden AS Donald Trump dapat memicu pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan. Dalam hal ini, tekanan inflasi dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi, atau bahkan menaikkannya lagi, yang akan mendorong dolar AS lebih tinggi dan mengurangi daya tarik investasi emas.
Dalam skenario pertumbuhan positif ini, WGC memproyeksikan penurunan harga emas sebesar 5$ hingga 20$ karena investor melepas lindung nilai dan beralih ke saham dan aset berimbal hasil lebih tinggi.

1 hour ago
1

















































