9 Pemimpin Dunia Ini Mati di Tangan Negaranya Sendiri

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Kasus hukum yang menjerat mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina kini menjadi sorotan dunia. Jaksa menuntut hukuman mati bagi Hasina atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan setelah aksi brutal aparat terhadap demonstrasi mahasiswa yang menewaskan lebih dari 1.400 orang tahun lalu.

Jika vonis itu dijatuhkan, Hasina akan menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang menghadapi akhir tragis akibat hukum dan kekuasaan politik.

Sejarah memperlihatkan bahwa jabatan tertinggi sering kali datang dengan risiko kehilangan nyawa, baik di tangan musuh politik, teroris, maupun rakyatnya sendiri.

Sepanjang sejarah modern, hanya segelintir pemimpin dunia yang benar-benar menghadapi hukuman mati dari negaranya sendiri. Mereka bukan hanya tumbang dari kursi kekuasaan, tapi juga menghadapi vonis akhir yang mengakhiri hidup mereka di pengadilan militer, revolusi rakyat, hingga pengadilan internasional. Berikut beberapa di antaranya.

Presiden Irak Saddam Hussein menjadi salah satu tokoh paling terkenal yang dieksekusi mati pada tahun 2006 setelah terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan.

Ia digantung oleh pemerintah baru Irak yang terbentuk pasca-invasi Amerika Serikat. Eksekusi Saddam menjadi simbol berakhirnya era kekuasaan otoriter di Timur Tengah.

Dari Afrika, Presiden Francisco Macías Nguema dari Guinea juga menghadapi akhir serupa. Ia dieksekusi pada 1979 setelah digulingkan dalam kudeta militer yang dipimpin keponakannya sendiri, Teodoro Obiang Nguema.

Francisco dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembunuhan massal selama pemerintahannya.

Di Eropa Timur, nasib tragis dialami oleh Nicolae Ceaușescu, Presiden Rumania yang berkuasa selama lebih dari dua dekade. Bersama istrinya Elena, ia dieksekusi oleh regu tembak pada 1989 setelah digulingkan melalui Revolusi Rumania.

Eksekusinya disiarkan ke publik dan menandai berakhirnya rezim komunis di negara tersebut.

Perdana Menteri Pakistan Zulfikar Ali Bhutto, ayah dari Benazir Bhutto, juga menjadi korban politik negaranya sendiri. Zulfikar digantung pada tahun 1979 setelah dijatuhi hukuman mati dalam persidangan yang kontroversial.

Bhutto dituduh melakukan pembunuhan politik, meski banyak pihak menilai eksekusi itu bermotif politik.

Nasib serupa menimpa Amir-Abbas Hoveyda, Perdana Menteri Iran yang menjabat dari 1965 hingga 1977. Setelah Revolusi Islam Iran, Hoveyda dieksekusi oleh regu tembak pada 1979 atas tuduhan korupsi dan kolaborasi dengan rezim Shah.

Dari benua Afrika, Henri Zongo dari Burkina Faso dan Alphonse Massamba-Débat dari Kongo-Brazzaville juga dieksekusi usai digulingkan dalam perebutan kekuasaan militer di negaranya masing-masing.

Sementara itu, Ion Antonescu dari Rumania seorang Perdana Menteri saat Perang Dunia II juga dihukum mati oleh regu tembak pada 1946 atas kejahatan perang.

Dua tahun sebelumnya, di Bulgaria, dua Perdana Menteri yaitu Dobri Bozhilov dan Bogdan Filov juga dieksekusi usai Perang Dunia II karena dianggap berkolaborasi dengan Nazi Jerman.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |