9 Update Israel-Iran Saling Serang, Netanyayu Ngungsi-Hamas Buka Suara

16 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik bersenjata antara Israel dan Iran terus memanas. Setelah serangan besar Israel ke Teheran pada Jumat (13/6/2025), Iran membalas dengan meluncurkan ratusan rudal ke berbagai wilayah Israel. Aksi saling serang ini memicu kekhawatiran global akan eskalasi yang lebih luas, terutama terkait program nuklir Iran.

Israel Serang Teheran, Iran Balas Hantam Tel Aviv dan Yerusalem

Melansir dari Reuters, Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal ke dua kota besar, Tel Aviv dan Yerusalem, pada Jumat malam. Serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 12 orang luka kritis, 8 luka sedang, dan 34 luka ringan akibat pecahan peluru. Beberapa gedung mengalami kerusakan.

Sirene serangan udara meraung di seluruh penjuru Israel, meminta warga berlindung. Di langit Tel Aviv, rudal terlihat melesat dan diledakkan sistem pertahanan udara. Militer Iran mengklaim melepaskan dua salvo rudal, sementara Israel menyebut Iran menembakkan 100 rudal, sebagian besar berhasil dicegat.

Amerika Serikat juga mengonfirmasi telah membantu menembak jatuh rudal-rudal Iran. Namun di tengah ketegangan, militer Israel justru mengejek Iran. "Israel tetap hidup meski Anda memiliki rudal agresif," ujar juru bicara militer Avichay Adraee melalui media sosial, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (14/6/2025). Ia menyebut Iran dan sekutunya di kawasan sebagai "kurcaci".

Iran Ancam Negara Pendukung Israel

Konflik ini memunculkan ancaman terbuka dari Iran. Melansir dari Al Jazeera yang mengutip CNN Internasional, seorang pejabat tinggi Iran menyatakan bahwa negara manapun yang mencoba membela Israel akan menjadi target berikutnya.

"Setiap negara yang mencoba membela rezim (Israel) terhadap operasi Iran akan melihat pangkalan dan posisinya di kawasan menjadi target baru," ujar pejabat tersebut.

Serangan Baru ke Isfahan dan Respons Dunia

Masih dari laporan Al Jazeera, pada Sabtu dini hari, kota Isfahan, Iran, kembali diserang dalam gelombang baru serangan udara oleh Israel. Serangan itu disebut menargetkan fasilitas nuklir. Iran International melaporkan sistem pertahanan udara Iran aktif menangkis proyektil.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras serangan Israel. "Serangan militer yang tidak beralasan terhadap negara anggota PBB yang berdaulat, kota-kota yang damai, dan infrastruktur energi nuklir, sama sekali tidak dapat diterima," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia, mengutip AFP.

Rusia juga menyayangkan serangan terjadi saat AS dan Iran tengah merencanakan negosiasi nuklir di Oman, yang kini dibatalkan sepihak oleh Iran akibat serangan Israel.

Iran Balas Serang, Klaim 78 Orang Tewas

Melansir Al Jazeera, Iran menembakkan rudal ke sejumlah lokasi di Israel sebagai balasan atas serangan ke fasilitas nuklir. Sedikitnya 40 warga Israel terluka dalam serangan itu. Iran mengklaim Israel telah menewaskan 78 orang, termasuk beberapa pejabat militer senior dan enam ilmuwan nuklir. Lebih dari 320 orang disebut terluka.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa Israel "harus bersiap menerima hukuman berat atas kejahatan membunuh" para komandan militer dan ilmuwan nuklir.

Reaksi Dunia: NATO, Kanada, dan Perubahan Sikap AS

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte mendesak seluruh sekutu Israel untuk menahan diri. "Ini adalah aksi unilateral oleh Israel. Saat ini krusial bagi banyak sekutu, termasuk AS, untuk mencegah eskalasi," kata Rutte di Stockholm, dilansir dari AFP.

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney menyatakan dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri. Namun pernyataan itu dikritik keras oleh organisasi Canadians for Justice and Peace in the Middle East, yang menyebut pernyataan tersebut "memalukan" dan "mendukung agresi terang-terangan Israel."

Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump menunjukkan narasi yang berubah-ubah. Sehari sebelum serangan, Trump menyuarakan harapan agar diplomasi diberi kesempatan. Namun saat serangan terjadi, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebutnya sebagai keputusan sepihak Israel dan menegaskan AS tidak terlibat.

Namun belakangan, Trump justru mengatakan, "Saya sudah tahu ini sejak lama," dan menyebut serangan Israel sebagai peluang untuk membawa Iran kembali ke meja perundingan. Hal ini menunjukkan sikap ambigu dari pemerintah AS, seperti dicatat oleh Al Jazeera, yang menyebutnya sebagai "shifting narratives".

Duta Besar Israel Danny Danon menyampaikan pidato selama pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusul serangan Israel terhadap Iran, di markas besar PBB di New York City, AS, 13 Juni 2025. (REUTERS/Eduardo Munoz)Foto: Duta Besar Israel Danny Danon menyampaikan pidato selama pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusul serangan Israel terhadap Iran, di markas besar PBB di New York City, AS, 13 Juni 2025. (REUTERS/Eduardo Munoz)
Duta Besar Israel Danny Danon menyampaikan pidato selama pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyusul serangan Israel terhadap Iran, di markas besar PBB di New York City, AS, 13 Juni 2025. (REUTERS/Eduardo Munoz)

Dewan Keamanan PBB Gelar Sidang Darurat

Melansir Al Jazeera, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar sidang darurat di New York pada Jumat malam untuk membahas eskalasi konflik bersenjata antara Iran dan Israel. Sidang tersebut digelar atas permintaan beberapa negara anggota yang khawatir konflik dapat meluas dan membahayakan stabilitas global, termasuk menyentuh isu keamanan energi dan non-proliferasi nuklir.

Hamas: Sistem Pertahanan Israel Gagal

Sementara itu, kelompok Hamas ikut memberikan respons. Tokoh senior Hamas, Izzat al-Risheq memuji serangan Iran ke Israel dan menyebutnya sebagai bukti kegagalan sistem pertahanan canggih Israel.

"Meski ada hype tentang Iron Dome dan sistem pertahanan David's Sling, Iran tetap berhasil menghantam target-target penting di Israel," ujar al-Risheq dalam pernyataan yang disebarkan media Palestina lokal, dikutip dari Al Jazeera.

Ia menambahkan, "Israel akan menderita akibat api yang telah lama mereka nyalakan sendiri di kawasan. Tidak ada arogansi tanpa balasan, dan tidak ada agresi tanpa hukuman."

Analisis: Israel Proxy AS?

Dalam keterangan resmi yang ditulis Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, serangan Israel ke Iran kuat diduga mendapat restu dari AS.

Ada tiga alasan. Pertama, jauh sebelum menjabat, Trump pernah menyebut penyelesaian masalah Gaza harus melalui serangan ke Iran. Kedua, Trump memprediksi konflik besar jika negosiasi nuklir AS-Iran di Oman gagal, dan kini negosiasi itu tampaknya telah gagal. Ketiga, Trump ingin menunjukkan pada negara-negara Timur Tengah bahwa menolak tunduk pada kehendaknya akan berujung konsekuensi seperti Iran.

Hikmahanto menambahkan, jika AS menyerang langsung Iran, maka akan melanggar hukum internasional karena tidak sesuai Piagam PBB. Namun, jika Israel menyerang terlebih dahulu atas dasar anticipatory self defense, maka bisa diklaim sebagai upaya membela diri.

"Israel dijadikan proxy oleh AS untuk menyerang Iran dengan alasan membela diri, meski serangan itu bersifat antisipatif terhadap dugaan kemampuan senjata nuklir Iran," tulis Hikmahanto.

Netanyahu Mengungsi, Warga Israel Panik

Di tengah ketegangan yang memuncak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan meninggalkan negaranya dan mengungsi ke Yunani. Melansir laporan dari Islamic Republic News Agency (IRNA), beberapa media Israel menyebut Netanyahu telah diterbangkan ke lokasi yang dirahasiakan, yang kemudian dikonfirmasi mendarat di ibu kota Yunani, Athena.

"Media Israel sempat menerbitkan foto pesawat resmi Netanyahu yang dikawal dua jet tempur, terbang menuju lokasi yang tidak diungkapkan di luar wilayah pendudukan," tulis IRNA, dikutip Sabtu (14/6/2025).

Saluran (Channel) 12 Israel kemudian mengatakan pesawat itu mendarat di ibu kota Yunani, Athena.

Masih dari laporan yang sama, Iran mengonfirmasi sejumlah pejabat militernya tewas dalam serangan yang dilakukan Israel. Di antara yang gugur adalah Ketua Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri; Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami; serta Komandan Markas Besar Khatam al-Anbia, Mayor Jenderal Gholamali Rashid. Iran menyatakan tengah mempersiapkan respons atas serangan ini.

Mengutip kantor berita Anadolu Agency (AA), pesawat kepresidenan Israel yang dikenal dengan nama Wing of Zion sebelumnya digunakan untuk mengangkut Duta Besar Israel untuk Yunani, Noam Katz. Katz menjadi satu-satunya penumpang di dalam penerbangan tersebut setelah penerbangan komersial ke dan dari Bandara Tel Aviv ditangguhkan akibat eskalasi militer.

Warga Israel di Tel Aviv berbondong-bondong mendatangi supermarket lokal pada hari Jumat (13 Juni) menyusul peringatan nasional tentang serangan yang akan segera terjadi, saat pemerintah mengumumkan peluncuran operasi militer yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. (Tangkapan Layar Video Reuters/)Foto: Warga Israel di Tel Aviv berbondong-bondong mendatangi supermarket lokal pada hari Jumat (13 Juni) menyusul peringatan nasional tentang serangan yang akan segera terjadi, saat pemerintah mengumumkan peluncuran operasi militer yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. (Tangkapan Layar Video Reuters/)
Warga Israel di Tel Aviv berbondong-bondong mendatangi supermarket lokal pada hari Jumat (13 Juni) menyusul peringatan nasional tentang serangan yang akan segera terjadi, saat pemerintah mengumumkan peluncuran operasi militer yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

Sumber CNN Greece yang dikutip AA menyebutkan, pesawat tersebut tercatat dalam Flight Information Region (FIR) Athena, atau wilayah udara yang dikendalikan oleh otoritas lalu lintas udara Yunani. Dalam kondisi darurat, seperti yang terjadi saat ini, Perjanjian Kerja Sama Militer Yunani-Israel memungkinkan relokasi dan penempatan pesawat dari kedua negara di bandara militer masing-masing selama diperlukan.

Sementara itu, di saat bersamaan warga Israel panik dan menyerbu supermarket usai peringatan serangan balasan Iran. Netanyahu memperingatkan warga untuk siap menghadapi serangan lanjutan. "Kami menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya dalam pidato nasional, dikutip dari Reuters.

Supermarket di Tel Aviv dipenuhi antrean panjang. Aktivitas ekonomi lumpuh, banyak toko dan kantor tutup. Tak hanya itu, rumah sakit di Tel Aviv dan Ramat Gan dikabarkan juga telah memindahkan bangsal ke tempat parkir bawah tanah demi keamanan pasien dan staf.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Timur Tengah Kacau, Hamas Bereaksi Israel Serang Iran

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |