Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi mengalami kontraksi 0,98%.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan perkembangan ekonomi Indonesia, sejak Kuartal I-2021 sampai dengan kuartal I-2025, selalu menunjukan pertumbuhan yang relatif rendah pada kuartal I. Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha pada kuartal I-2025 secara tahunan, seluruh lapangan usaha tumbuh positif kecuali lapangan usaha pertambangan.
Lapangan usaha pertambangan mengalami kontraksi 1,23% disebabkan oleh pertambangan batu bara dan lignit yang mengalami 0,1% sejalan turunnya permintaan di pasar internasional. Selain itu, BPS juga mencatat pertambangan biji logam mengalami kontraksi 11,83% akibat adanya pemeliharaan besar yang direncanakan pada tambang emas tembaga di Papua Tengah.
Namun, selain pertambangan, lapangan usaha industri pengolahan ternyata juga mengalami kontraksi. Industri pengolahan hanya tumbuh 4,55% pada kuartal I-2025 dibandingkan 4,89% pada kuartal IV-2025. Namun, lebih tinggi jika dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 4,13%. Yang menarik, perlambatan ini terjadi di saat momentum Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada kuartal I-2025.
Kendati melambat, industri makanan dan minuman tercatat tumbuh 6,04%. Sebagai catatan pertumbuhan makanan minuman ini lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2024, sebesar 5,9%.
"Industri pengolahan tumbuh didorong permintaan domestik dan luar negeri, di mana industri pengolahan yang tumubuh relatif tinggi a.l industri makanan minuman tumbuh 6,04% ditopang permintaan selama Ramadan dan Idul Fitri serta peningkatkan aktivtias industri penggilangan padi dan beras," ujar Amalia.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bank Dunia Sebut 60,3% Penduduk RI Miskin, Ini Kata BPS
Next Article BPS: Ekspor RI Capai US$24,01 M, Turun 1,7% di November 2024