Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam satu dekade terakhir, indeks bursa saham utama di dunia menujukkan pergerakan yang beragam. Pasar saham Amerika Serikat (AS) dan India menjadi pemimpin, sementara China paling tertinggal
Indeks NASDAQ (IXIC) dari AS mencatatkan pertumbuhan paling tinggi dengan akumulasi kenaikan sebesar 239,03% atau setara dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 12,99%.
Menyusul di posisi kedua adalah indeks SENSEX dari India dengan pertumbuhan 190,06% (CAGR 11,24%), dan S&P 500 (SPX) juga dari Amerika Serikat dengan kenaikan 160,15% (CAGR 10,03%).
Ketiga indeks ini mencerminkan dominasi pasar Amerika dan India dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, pasar dari negara berkembang seperti Brasil juga mencatatkan pertumbuhan yang solid. Indeks Bovespa (IBOV) tumbuh sebesar 142,27% dalam 10 tahun (CAGR 9,25%). Di sisi lain, indeks Dow Jones (DJI) mengalami pertumbuhan sebesar 122,30% (CAGR 8,32%), sementara Jerman dengan indeks DAX berada di angka 83,33% (CAGR 6,25%) dan Jepang melalui Nikkei 225 (NI225) sebesar 77,55% (CAGR 5,91%). Indeks lainnya seperti dari Afrika Selatan (SA40), Kanada (TSX), dan Italia (FTMIB) pun menunjukkan pertumbuhan yang relatif sehat, meskipun berada di bawah 6% CAGR.
Namun demikian, tidak semua pasar mencatatkan kinerja positif. Indeks dari Tiongkok justru mengalami penurunan selama dekade terakhir. Shanghai Stock Exchange Composite (SSEC) turun sebesar -24,19% (CAGR -2,73%) dan Shenzhen Stock Exchange Component (SZSC) bahkan anjlok -31,82% (CAGR -3,76%).
Sementara itu, indeks dari negara seperti Indonesia (IHSG) dan Meksiko (ME) hanya mencatatkan kenaikan moderat masing-masing sebesar 28,11% (CAGR 2,51%) dan 23,19% (CAGR 2,11%).
Negara maju seperti Inggris (UKX), Australia (XJO), dan Korea Selatan (KOSPI) juga terlihat tertinggal dengan CAGR di bawah 2%. Adapun berikut rincian dari kinerja 20 indeks utama pasar saham di dunia :
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)