Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) tengah berusaha melakukan reformasi besar-besaran terhadap sejumlah lembaga internasional. Mulai dari IMF, World Bank, hingga World Trade Center atau WTO.
Dilansir dari CNBC Internasional, keinginan AS tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat atau Secretary of the Treasury Scott Bessent saat berpidato di Institute of International Finance, 23 April 2025.
"Kita harus memberlakukan reformasi utama untuk memastikan lembaga-lembaga Bretton Woods melayani para pemangku kepentingan mereka, bukan sebaliknya," kata Bessent, dikutip Jumat (25/4/2025).
Saat konferensi pers perkembangan negosiasi tarif antara Indonesia dengan AS, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat menyinggung tujuan besar AS di tatanan global tersebut.
Sri Mulyani mengakui, juga mendengar rencana besar AS itu sebagaimana disampaikan Bessent. Menurutnya, rencana AS itu disampaikan Bessent dengan tujuan supaya agenda nasional AS bisa terus terakomodasi melalui lembaga-lembaga internasional itu.
"Seperti IMF dan Bank Dunia yang akan juga menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya Amerika Serikat melalui lembaga-lembaga tersebut," tegas Sri Mulyani.
Dengan kondisi itu, Sri Mulyani menekankan, Indonesia dan negara lain tentu akan mengambil sikap setelah mencermati perkembangan yang akan dilakukan pemerintah AS secara hati-hati.
Sebab, kebijakan perang dagang yang diluncurkan AS melalui pemberlakuan tarif resiprokal yang tinggi sebetulnya menjadi bagian dari agenda reformasi besar itu, dengan tujuan mendorong iklim perdagangan dan ekonomi global lebih adil.
"Tujuannya adalah untuk menciptakan, menurut Amerika Serikat, sebuah tatanan perdagangan yang lebih adil. Di dalam konteks ini tentu kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini," ungkap Sri Mulyani.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Efek Domino Kebijakan Trump, Ekonomi RI Tak Sampai 5% di 2025
Next Article Cerita Sri Mulyani Keluarkan RI dari Komplotan Negara 'Sakit-sakitan'