Jakarta, CNBC Indonesia - China mulai menghantui posisi Amerika Serikat (AS) dalam perkembangan Artificial Intelligence (AI). Kemampuan perusahaan teknologi AI asal China dilaporkan mendekati AS yang sudah populer lebih dulu.
AS diketahui memiliki sejumlah perusahaan yang serius menggarap AI. Termasuk OpenAI yang mengembangkan chatbot populer ChatGPT, Meta, hingga Google.
Dalam laporan Indeks AI dari Institute for Human Centered AI (HAI) dari Universitas Stanford menyebutkan OpenAI dan Google bersaing ketat untuk membangun AI. Namun posisinya tak jauh dari perusahaan China bernama DeepSeek.
Awal tahun ini, DeepSeek mengguncang dunia termasuk pasar saham dan perusahaan teknologi AS. DeepSeek diketahui merilis model terbaru bernama R1.
Laporan HAI mengatakan R1 berada di peringkat paling dekat dengan model performa terbaik dari OpenAI dan Google. AI asal China dalam lajur peningkatan dengan skor yang dihasilkan sama dengan perusahaan AS.
"Model-model China mengejar ketertinggalan dalam performa dengan model AS. Namun di seluruh dunia, sejumlah pemain baru muncul di ruang tersebut," jelas direktur penelitian di HAI, Vanessa Parli dikutip dari Wired.
China disebut menerbitkan lebih banyak makalah dan paten soal AI dibandingkan AS. Namun memang dari model yang dihasilkan jumlahnya jauh lebih sedikit, China hanya 15 model berbanding 40 model asal AS.
Perkembangan AI juga tidak hanya dimiliki AS dan China. Sejumlah negara lain mulai memperlihatkan geliat perkembangan teknologi tersebut, meski tak semasif kedua negara pemimpin.
Eropa, misalnya, diketahui telah menghasilkan tiga model AI. Perkembangan yang sama terjadi di Timur Tengah, Amerika Latin hingga Asia Tenggara.
Dalam laporan yang sama dituliskan soal model terbuka dan open weight. Kebanyakan model AI yang ada sekarang menggunakan model tersebut, dari Llama milik Meta, DeepSeek, dan Mistral asal Perancis.
ChatGPT telah mengumumkan akan menggunakan model sumber terbuka. Kemungkinan model tersebut diluncurkan pada pertengahan tahun ini.
Temuan tersebut menunjukkan menipisnya kesenjangan model terbuka, dari 8% menjadi 1,7% pada tahun lalu. Namun memang mayoritas perusahaan masih menggunakan sumber tutup, sebanyak 60,7%.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warga RI Diminta Pindah ke e-SIM, Apa Untung & Urgensinya?
Next Article China Berani Bayar 3 Kali Lipat, Blokir AS Sia-sia