AS Minggir! Perang Dagang China VS Kanada Mulai, Jatuhkan Tarif 100%

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - China memutuskan akan menjatuhkan tarif hingga 100% untuk produk pangan asal Kanada, Senin (10/3/2025). Hal ini terjadi saat hubungan dagang kedua negara memanas.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan mengenakan tarif 100% terhadap minyak lobak, bungkil minyak, dan impor kacang polong Kanada senilai lebih dari US$ 1 miliar (Rp 16 triliun). Untuk Kanola, yang sempat masuk dalam penyelidikan anti-dumping China, tidak dimasukan dalam tarif.

Selain produk nabati, Beijing juga akan menerapkan bea masuk sebesar 25% terhadap produk perikanan dan daging babi Kanada senilai US$ 1,6 miliar (Rp 26 triliun). Pungutan tersebut, yang dijadwalkan berlaku pada tanggal 20 Maret, sesuai dengan bea masuk impor sebesar 100% dan 25% yang dikenakan Kanada pada kendaraan listrik serta produk baja dan aluminium buatan China lebih dari empat bulan yang lalu.

"Tindakan Kanada tersebut secara serius melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia, merupakan tindakan proteksionisme yang umum dan merupakan tindakan diskriminatif yang sangat merugikan hak dan kepentingan sah China," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

Dengan mengecualikan kanola- yang juga dikenal sebagai rapeseed- dan merupakan salah satu ekspor pertanian tertas Kanada, analis menduga Beijing mungkin tetap membuka pintu untuk perundingan perdagangan. Namun tarif tersebut juga berfungsi sebagai "tembakan peringatan".

Ini karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengisyaratkan akan mengurangi pungutan impor 25% kepada Kanada dan Meksiko jika mereka menerapkan bea tambahan 20% pada barang-barang China dengan dasar aliran fentanil.

"Waktunya bisa menjadi peringatan," kata Direktur China di Eurasia Group di Singapura, Dan Wang.

"Dengan menyerang sekarang, China mengingatkan Kanada tentang biaya yang harus dibayar jika terlalu dekat dengan kebijakan perdagangan AS. Respons China yang tertunda (terhadap tarif Ottawa pada bulan Oktober) kemungkinan mencerminkan kendala kapasitas dan sinyal strategis," tambahnya.

"Kementerian perdagangan kewalahan, harus menangani sengketa perdagangan dengan AS dan Uni Eropa."

Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengatakan pada bulan Agustus bahwa Ottawa memberlakukan pungutan untuk melawan apa yang disebutnya sebagai kebijakan kelebihan kapasitas yang diarahkan oleh negara China. Ini mengikuti jejak AS dan Uni Eropa (UE), yang keduanya juga telah menerapkan pungutan impor pada EV buatan China.

Sebagai tanggapan, Beijing pada bulan September meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap impor kanola Kanada. Lebih dari separuh ekspor kanola Kanada dikirim ke China dan perdagangan tersebut bernilai US$ 3,7 miliar (Rp 60 triliun) pada tahun 2023.

"Penyelidikan terhadap kanola Kanada masih berlangsung. Bahwa kanola tidak termasuk dalam daftar tarif kali ini mungkin juga merupakan isyarat untuk memberi ruang bagi negosiasi," tutur Rosa Wang, seorang analis di konsultan pertanian JCI.

China adalah mitra dagang terbesar kedua Kanada. Menurut data bea cukai China, Kanada mengekspor barang senilai US$ 47 miliar (Rp 765 triliun) ke ekonomi terbesar kedua di dunia pada tahun 2024. 

China adalah pasar ekspor daging babi terpenting ketiga bagi Kanada. Manajer Umum Dewan Daging Babi Manitoba, Cam Dahl, menyebut China mengambil produk yang tidak memiliki pasar alternatif yang mudah bagi Kanada, sehingga menimbulkan dampak yang besar bagi para peternak babi di Negeri Mapple.

"Barang yang kami ekspor ke China, misalnya kepala, adalah bagian dari hewan yang tidak memiliki pasar lain yang mudah," katanya.

"Kami tidak dapat mengambil kontainer yang akan dikirim ke China dan mengirimkannya begitu saja ke Meksiko."

Selain itu, China adalah pasar kanola nomor dua bagi Kanada. Presiden dan CEO Dewan Kanola Kanada, Chris Davison, menyebut bila tarif diberlakukan oleh Beijing, bisnis Kanada di sektor ini akan terdampak parah.

"Tingkat (tarif) yang dibicarakan di sini adalah tingkat yang sangat tinggi, sudah pasti. Dampaknya akan terasa di seluruh industri," katanya, seraya menambahkan bahwa ia ingin melihat dukungan finansial dari pemerintah.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Perang Dagang Trump, China Ketok Tarif Tambahan 15% ke AS

Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |