Bekasi, CNN Indonesia --
Wakil Menteri dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menyebut bahwa banjir hebat yang merendam hampir semua wilayah di Kota Bekasi pada Selasa (4/3) lebih besar dari banjir hebat sebelumnya pada 2020.
Pernyataan itu disampaikan Bima usai meninjau lokasi terparah akibat banjir tersebut di perumahan Pondok Gede Permai, Rabu (5/3). Pada 2020, lokasi itu juga sempat terendam banjir hingga 2 meter melebihi atap rumah warga.
"Dari kondisi di lapangan memang banjir kali ini lebih parah dari banjir 5 tahun lalu, lebih tinggi begitu," kata Bima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima menyebut pihaknya kini akan mengoordinasikan pemerintah daerah sekitar untuk membantu proses pemulihan. Di samping itu, pihaknya juga akan mengantisipasi potensi banjir susulan.
Oleh karena itu, dia menyebut, pemerintah akan memastikan persediaan logistik di posko pengungsian tercukupi selama proses pemulihan, terutama makanan dan obat-obatan.
"Jadi kami keliling melihat banyak rongsokan sampah yang meningkup ya. Ada tempat tidur, lemari, dan lain-lain. Warga itu enggak mampu. Dan Pemerintah Kota Bekasi kapasitasnya juga harus dibantu," kata Bima.
Bima mengaku telah menguhubungi pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengirim bantuan truk sampah, termasuk petugas yang akan membantu proses pembersihan.
Selain itu, Bima memastikan akses jalan menuju lokasi harus tak ada hambatan. Oleh karenanya, dia akan meminta aparat kepolisian, TNI, dan Dinas Perhubungan untuk turun ke lapangan.
"Bala bantuan ke sini jangan sampai tersendat. Harus lancar. Nah, paling itu bisa dilakukan malam nanti atau pagi-pagi akan dikirim," kata Bima.
Sementara, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto yang hadir pada kesempatan itu menyebut, meski luas dan tinggi banjir lebih parah, tingkat fatalitas pada banjir kali ini rendah. Sebab, Pemerintah Kota menurut dia telah mewanti-wanti potensi banjir malam sebelumnya.
"Tahun 2020 kan, gegelimpangan mobil-mobil di jalan. Karena apa, karena pada waktu itu tidak ada early warning system. Tidak ada yang mengingatkan karena pada waktu itu kita terlena. Karena Bekasi tidak hujan," katanya.
"Tapi pada saat kemarin begitu malam sudah hujan, kita semua sudah bersiap. Termasuk di rumah, tempat saya, itu jam 02.00 WIB, mobil sudah pada keluar," imbuh Tri.
Banjir mulai surut
Tri Adhianto memastikan banjir yang merendam Kota Bekasi sudah mulai surut pada Rabu (5/3) sore.
Menurut Tri, banjir sebelumnya diakibatkan karena luapan sungai yang melintasi Kota Bekasi. Menurut dia, dengan debit air yang mulai surut, banjir otomatis juga mulai surut.
"Kalau secara umum kan hampir semuanya, karena dampaknya memang kali Bekasi, begitu kali surut, ya semuanya hampir hari ini mulai surut," kata Tri.
Tri mengatakan pihaknya telah mengoperasikan sejumlah alat pompa untuk menurunkan sisa-sisa genangan banjir. Saat ini, pihaknya telah membantu warga melakukan proses rehabilitasi pasca banjir.
"Hari ini kita memang lebih bagaimana melakukan rehabilitasi seperti yang disampaikan Pak Wamen," kata dia.
Tri memperkirakan proses pemulihan pasca banjir akan memakan waktu satu hingga dua minggu. Durasi waktu itu dengan catatan tak ada lagi intensitas hujan yang tinggi maupun banjir susulan.
"Kalau seperti ini satu atau dua minggu, dengan catatan tidak ada lagi banjir dengan skala seperti kemarin," kata Tri.
Banjir sebelumnya merendam nyaris semua wilayah di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (4/3) akibat hujan lebat sejak Senin (3/3).
BPBD Kota Bekasi mencatat delapan kecamatan terdampak banjir. Yakni, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, Bantar Gebang, dan Rawalumbu.
Pemkota mencatat sebanyak 22.856 ribu kepala keluarga (KK) dilaporkan terkena dampak. Jumlah itu tersebar di delapan kecamatan dan lebih dari 26 kelurahan.
(gil/thr)