loading...
Banyak negara mengakui Palestina. Israel keluarkan ancaman. Foto/X/@stairwayto3dom
TEL AVIV - Israel akan menanggapi setiap negara yang bergerak untuk mengakui negara Palestina secara sepihak. Itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Gideon Saar.
Saar mengeluarkan peringatan tersebut pada konferensi pers bersama dengan mitranya dari Jerman, Johann Wadephul, pada hari Minggu, menyusul pengumuman oleh beberapa negara tentang niat mereka untuk mengakui Palestina.
Diplomat Israel mengklaim bahwa setiap langkah sepihak tersebut akan merusak prospek proses perdamaian dan akan memaksa negara Yahudi tersebut untuk mengambil tindakan sebagai tanggapan.
Kedaulatan Palestina diakui oleh 147 negara, termasuk Rusia dan sebagian besar negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Namun, sebagian besar negara Eropa Barat, serta Israel dan AS, tidak secara resmi menganggap Palestina sebagai negara berdaulat.
Baca Juga: Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Banyak negara telah mengadvokasi pengakuan Palestina sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, yang meningkat pada tahun 2023 ketika Israel melancarkan operasi militer di Gaza setelah serangan mendadak Hamas.
Saar mengklaim inisiatif semacam itu "tidak konstruktif tetapi kontraproduktif" dan berfungsi "sebagai hadiah bagi teror Hamas."
Namun, Wadephul mengatakan bahwa solusi dua negara tetap menjadi "kesempatan terbaik bagi warga Israel dan Palestina untuk hidup dalam damai, keamanan, dan martabat."
Media Line melaporkan pada hari Minggu, mengutip sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya, bahwa Presiden AS Donald Trump dapat secara resmi mengakui negara Palestina pada pertemuan puncak Teluk-AS mendatang di Arab Saudi.
Meskipun Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee telah membantah rencana semacam itu, spekulasi telah berkembang setelah komentar yang dibuat Trump awal bulan ini dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney.
Trump berulang kali mengisyaratkan "pengumuman yang sangat, sangat besar tentang subjek tertentu," yang katanya akan diungkapkan sebelum atau selama perjalanannya mendatang ke Timur Tengah.
Bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengindikasikan bahwa Paris dapat bergerak untuk mengakui negara Palestina paling cepat pada bulan Juni, selama konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Rusia telah lama menganjurkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, menegaskan kembali pendiriannya selama pertemuan baru-baru ini antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Moskow. Rusia juga menyerukan diakhirinya segera kekerasan di Gaza.
(ahm)