BRICS Terpecah Soal Dedolarisasi, India Bongkar Fakta Mengejutkan

3 days ago 4

loading...

Asumsi bahwa kelompok negara-negara berkembang, BRICS berada paling depan soal melawan dominasi dolar AS menurut Menlu India, hal itu tidak didukung oleh fakta. Foto/Dok

LONDON - Asumsi bahwa kelompok negara-negara berkembang, BRICS berada paling depan soal melawan dominasi dolar AS , Menteri Luar Negeri (Menlu) India S. Jaishankar mengutarakan, hal itu tidak didukung oleh fakta. Menlu India menyampaikan, fakta sebenarnya soal BRICS dan dedolarisasi dalam sebuah pertemuan di London.

India secara khusus ditekankan oleh Jaishankar bahwa, "tidak tertarik sama sekali untuk menghancurkan dolar,". Berbicara di Chatham House sebagai bagian dari kunjungan resminya ke Inggris, Jaishankar memperkirakan, tidak ada konsensus di antara negara-negara BRICS untuk menentang dominasi mata uang AS dalam perdagangan internasional.

Baca Juga

BRICS Terpecah Soal Buang Dolar AS, Takut Aksi Pembalasan?

Menurutnya upaya dedolarisasi tidak mendapatkan banyak dukungan dari kebanyakan anggota BRICS. Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan, anggota BRICS memiliki "posisi yang sangat beragam" soal de-dolarisasi.

"Saya juga akan mengatakan dengan jujur, saya berpikir BRICS tidak bersatu tentang ini. Saya pikir anggota BRICS, dan sekarang kami memiliki lebih banyak anggota, memiliki posisi yang sangat beragam dalam masalah ini (de-dolarisasi)," ucap Jaishankar seperti dilansir RT.

"Jadi asumsi bahwa di suatu tempat ada posisi BRICS yang bersatu terhadap dolar, saya pikir tidak didukung oleh fakta," katanya.

Ia juga menambahkan, bahwa dia tidak percaya bahwa "multipolaritas harus diterjemahkan ke dalam mata uang (multipolaritas)."

Pernyataan Jaishankar muncul beberapa minggu setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengklaim BRICS "mencoba menghancurkan dolar AS". Bahkan Trump menyebutkan, kelompok tersebut telah "mati" menyusul ancamannya untuk mengenakan tarif 150% pada barang-barang yang diimpor dari negara-negara anggota BRICS.

"Ketika saya masuk, hal pertama yang saya katakan adalah negara BRICS manapun, bahkan yang menyebutkan penghancuran dolar akan dikenakan tarif 150%, dan kami tidak menginginkan barang-barang Anda, dan negara-negara BRICS bubar," katanya pada Februari, beberapa jam sebelum menjamu Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih.

Sebagai informasi BRICS yang awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini telah jauh berkembang dalam dua tahun terakhir hingga meluas mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia. Sementara Arab Saudi telah menerima keanggotaan, meski belum secara resmi bergabung.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |