Jakarta, CNBC Indonesia - Sumber daya manusia menjadi salah satu daya tarik bagi investor di Silicon Valley, bukan aplikasi atau produk perangkat baru.
Seorang peneliti kecerdasan buatan (AI) yang juga pendiri Open AI Ilya Sutskever menjadi alasan utama para pemodal ventura menginvestasikan dana sebesar US$2 miliar ke dalam perusahaannya yang masih dirahasiakan, Safe Superintelligence (SSI).
Putaran pendanaan baru ini bernilai ditaksir mencapai US$30 miliar (Rp 488 triliun) yang menjadikannya salah satu perusahaan rintisan AI paling berharga di dunia.
Sutskever menjadi salah satu peneliti AI yang paling dihormati di industri ini. Ia berperan sebagai kepala ilmuwan di OpenAI yang membantu mengembangkan teknologi di balik ChatGPT.
Pria berusia 38 tahun itu meninggalkan OpenAI tahun lalu setelah perselisihan dengan kepala eksekutif perusahaan, Sam Altman.
SSI mengatakan bahwa mereka tidak berencana untuk merilis produk apa pun sampai mereka mengembangkan kecerdasan super, istilah industri untuk AI yang dapat mengakali para ahli di hampir semua bidang.
Pesaing seperti Google, OpenAI dan Anthropic mencoba mengembangkan sistem yang sama canggihnya, tapi mereka lebih dulu merilis chatbot untuk konsumen dan aplikasi bisnis untuk menghasilkan pendapatan dan menunjukkan kemajuan mereka.
Sutskever telah mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa ia tidak mengembangkan AI tingkat lanjut dengan menggunakan metode yang sama seperti yang ia dan rekan-rekannya gunakan di OpenAI, demikian dikutip dari Wall Street Journal, Minggu (9/3/2025).
Dia mengatakan bahwa dirinya telah mengidentifikasi "gunung yang berbeda untuk didaki" yang menunjukkan tanda-tanda awal yang menjanjikan, menurut orang-orang yang dekat dengan perusahaan.
Sebagian besar perusahaan rintisan AI bekerja keras untuk menarik perhatian SDM dan investor di dunia yang sangat kompetitif. SSI beroperasi secara diam-diam di luar kantor di Silicon Valley dan Tel Aviv.
Situs webnya masih sangat sederhana yang hanya berisi tentang pernyataan misi SSI dengan hanya 223 kata. Sekitar 20 karyawannya tidak disarankan untuk menyebutkan SSI di profil LinkedIn mereka.
Kandidat yang berhasil mendapatkan wawancara langsung diinstruksikan untuk meninggalkan ponsel mereka di dalam Faraday, sebuah wadah yang memblokir sinyal seluler dan Wi-Fi, sebelum memasuki kantor SSI, ujar salah satu orang yang mengetahui perusahaan misterius ini.
(Intan Rakhmayanti Dewi/fsd)
Saksikan video di bawah ini: