CEO Google Kena Tipu Bocah 21 Tahun, Begini Modusnya

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria muda berusia 21 tahun bikin pusing sejumlah perusahaan termasuk Google. Mahasiswa Columbia University tersebut mengembangkan startup yang menawarkan solusi tak biasa, yakni memberikan contekan jawaban wawancara kerja ke para pejuang pencari kerja. 

Contekan itu dibuat menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Tujuannya membantu para engineer software saat melakukan tahap wawancara teknis dalam proses rekrutmen.

"Tidak masuk akal memiliki format wawancara dengan asumsi pelamar tidak menggunakan AI," kata Chungin Roy Lee, penemu startup contekan yang juga mahasiswa di Universitas Colombia, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (10/3/2025).

Pandemi Covid-19 membuat wawancara kerja yang biasanya dilakukan offline di kantor berganti dengan metode online melalui video conference. Hal ini yang dimanfaatkan Lee untuk memudahkan wawancara kerja.

Interview Coder, perusahaan milik Lee, menawarkan Asisten AI yang menyajikan jawaban yang dibutuhkan calon pekerja. Mulai dari kode tertulis, perbaikan, dan menghasilkan penjelasan yang bisa dibaca kandidat.

Alat AI itu dijanjikan bisa bekerja dengan cepat sehingga membantu saat wawancara berlangsung. Pengguna bisa memberikan jawaban sempurna ke pewawancara secara real time.

Cara kerjanya, AI akan menganalisa pernyataan baik secara tertulis maupun lisan, lalu dengan cepat menghasilkan jawaban yang tepat.

Canggihnya lagi, alat itu memiliki fitur yang tidak terlihat oleh pewawancara atau pemberi kerja. Metode penipuan dalam wawancara kerja ini pernah menjadi topik bahasan khusus di Google.

CEO Google Turun Tangan

CEO Sundar Pichai pernah membahasnya dalam sebuah rapat town hall bulan Februari lalu. Brian Ong, VP of Recruitment di Google, mengatakan memang ada kecenderungan kandidat dan karyawan Google lebih suka wawancara secara virtual.

Pasalnya, cara ini lebih memudahkan mereka untuk mencari waktu, dibandingkan saat bertemu langsung. Namun, Ong meminta pewawancara lebih kritis dan bisa menyelidiki jawaban kandidat, apakah curang atau tidak.

Ong mengakui masalah ini juga jadi perhatian perusahaan pesaing Google. Sementara Pichai mendorong wawancara dilakukan secara langsung.

"Saya pikir akan membantu kandidat memahami budaya Google dan baik bagi kedua belah pihak," kata Pichai.

CNBC Internasional melaporkan Columbia University telah mengajukan tuntutan disipliner terhadap Lee. Namun, juru bicara Columbia University enggan diminta komentar.

Alasannya, institusi tersebut tidak mengomentari mahasiswa secara individu.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |