Jakarta, CNBC Indonesia -China tiba-tiba memperingatkan negara-negara yang tengah melakukan negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif timbal balik (resiprokal) ke negara-negara dunia sebesar 10% pada 5 April dan lebih tinggi pada 9 April, meski ditunda 90 hari.
China me-warning negara-negara agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas ke AS dengan mengorbankan negaranya sendiri. Pernyataan terbaru Beijing ke Washington ini meningkatkan retorika dalam perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"China menghormati semua pihak yang menyelesaikan perbedaan ekonomi dan perdagangan dengan AS melalui konsultasi dengan kedudukan yang setara, tetapi akan dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan China," kata Kementerian Perdaganga Beijing dikutip Reuters, Senin (21/4/2025).
"Beijing akan mengambil tindakan balasan dengan tegas dan timbal balik jika ada negara yang menginginkan kesepakatan semacam itu," tegasnya lagi menanggapi laporan berita bahwa pemerintahan Trump tengah bersiap untuk menekan negara lain agar membatasi perdagangan dengan Tiongkok sebagai imbalan atas pengecualian tarif dari AS.
"Amerika Serikat telah menyalahgunakan tarif pada semua mitra dagang dengan alasan yang disebut kesetaraan, sementara juga memaksa semua pihak untuk memulai apa yang disebut negosiasi 'tarif timbal balik' dengan mereka," tambah juru bicara tersebut.
China mengatakan bertekad melindungi negara mereka dan pasti mampu melindungi hak serta kepentingannya. China pun bersedia untuk memperkuat solidaritas dengan semua pihak.
Sebelumnya, Reuters mengutip Bloomberg menyebut, pemerintahan Trump tengah bersiap untuk menekan negara-negara yang mencari pengurangan tarif atau pengecualian dari AS untuk mengekang perdagangan dengan termasuk mengenakan sanksi moneter. Awal bulan ini, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan hampir 50 negara telah menghubunginya untuk membahas tarif tambahan yang tinggi yang diberlakukan oleh Trump.
Beberapa pembicaraan bilateral tentang tarif telah berlangsung sejak itu, dengan Jepang mempertimbangkan untuk meningkatkan impor kedelai dan beras sebagai bagian dari pembicaraannya dengan AS. Sementara Indonesia berencana untuk meningkatkan impor pangan dan komoditas AS dan mengurangi pesanan dari negara lain.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping berangkat melalui tiga negara Asia Tenggara minggu lalu dalam sebuah langkah untuk memperkuat hubungan regional. Ia menyerukan kepada mitra dagang untuk menentang intimidasi sepihak.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif," kata Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam, tanpa menyebut AS.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Kenakan Tarif 245% ke China hingga Babak Baru Harga Emas
Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump