Daftar Kota yang Jadi Pusat Cuan Dunia, Maaf Tak Ada Jakarta

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia finansial bergerak cepat. Kota-kota besar berlomba menjadi magnet modal, pusat inovasi, dan rumah bagi miliaran dolar transaksi.

Akan tetapi di antara daftar 40 besar pusat keuangan dunia tahun 2025 versi Global Financial Centres Index (GFCI 37), satu faktanya tak ada satu pun kota dari Indonesia. Tidak Jakarta, Tidak juga Surabaya atau Bali.

Sementara itu, New York masih nyaman duduk di posisi puncak sebagai pusat keuangan paling kompetitif di dunia, dengan skor 769 poin. Di belakangnya, London (762) dan Hong Kong (760 mempertahankan dominasi klasik mereka sebagai simpul keuangan global yang tak tergantikan.

Singapura menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang tembus lima besar, meraih peringkat 4 dengan 750 poin unggul dari San Francisco dan Chicago.

Posisi Jakarta yang absen dari daftar bergengsi ini menggarisbawahi tantangan serius, kita belum punya ekosistem finansial yang benar-benar global. GFCI menggunakan lebih dari 140 indikator kuantitatif dari World Bank, OECD, hingga UN, ditambah 31 ribu lebih penilaian dari hampir 5 ribu profesional keuangan.

Lima pilar utama yang diukur meliputi iklim bisnis, modal manusia, infrastruktur, perkembangan sektor keuangan, dan reputasi yuridis.

Dari semua itu, reputasi sistem hukum dan kredibilitas regulasi menjadi penentu utama masuk tidaknya sebuah kota dalam radar investor dunia.

Singapura unggul bukan hanya karena teknologinya, tapi karena tata kelola, konsistensi kebijakan, dan kualitas sumber daya manusianya. Sementara itu, kota-kota seperti Shanghai, Frankfurt, dan Dubai makin agresif membangun reputasi sebagai tempat aman dan efisien untuk menyimpan dan mengelola uang besar.

Asia Pasifik kini menjadi kawasan paling dinamis. Selain Singapura dan Hong Kong, kota-kota seperti Shenzhen, Shanghai, Seoul, dan bahkan Beijing (peringkat 20) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan ini diimbangi dengan kesiapan infrastrukturnya. Menariknya, Ho Chi Minh City dan Manila juga mulai naik daun, masing-masing naik lebih dari enam peringkat dibanding tahun sebelumnya.

Sayangnya, Indonesia belum masuk radar. Padahal Jakarta adalah jantung ekonomi terbesar di Asia Tenggara setelah Singapura.

Tapi status ini belum cukup tanpa akses pasar modal yang likuid, sistem hukum yang solid, dan kecepatan adopsi digital yang berpihak pada pelaku pasar. 

Di era kompetisi modal global, kota adalah merek. Jakarta, dengan potensi besar yang dimiliki, belum menjelma jadi merek keuangan global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(emb/emb)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |