Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah makin memuncak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran. Trump menegaskan bahwa setiap serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman akan dianggap sebagai tindakan yang dilakukan oleh Iran sendiri, dan akan ada konsekuensi berat bagi Teheran.
"Setiap tembakan yang dilakukan oleh Houthi mulai saat ini akan dipandang sebagai tembakan dari senjata dan kepemimpinan Iran. Iran akan bertanggung jawab dan akan menanggung konsekuensinya, yang akan sangat berat!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, dikutip Selasa (18/3/2025).
Pernyataan ini muncul di tengah operasi militer terbesar Amerika Serikat di Timur Tengah sejak Trump kembali ke Gedung Putih. Serangan udara terbaru yang dilakukan oleh AS pada Sabtu menargetkan kota pelabuhan Hodeidah di Laut Merah dan wilayah Al Jawf di utara ibu kota Sanaa, menurut laporan dari stasiun televisi Houthi, Al Masirah TV.
Pentagon mengungkapkan bahwa lebih dari 30 lokasi yang terkait dengan Houthi telah menjadi target serangan udara AS, dengan tujuan menghentikan serangan kelompok itu terhadap kapal-kapal internasional di Laut Merah.
Kepala juru bicara Pentagon, Sean Parnell, menegaskan bahwa tujuan serangan ini bukanlah untuk menggulingkan rezim Houthi, melainkan untuk menghentikan ancaman yang mereka timbulkan terhadap perdagangan global.
Letjen Alex Grynkewich, Direktur Operasi di Joint Staff, menambahkan bahwa kampanye militer saat ini berbeda dengan yang dilakukan di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Menurutnya, cakupan target kali ini lebih luas dan mencakup pakar drone senior Houthi.
"Puluhan anggota Houthi tewas dalam serangan itu," ujar Grynkewich.
Sebaliknya, pemerintahan Biden tidak diketahui pernah menargetkan pemimpin senior Houthi secara spesifik.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Houthi melaporkan bahwa sedikitnya 53 orang tewas dalam serangan udara AS pada Minggu. Lima anak dan dua wanita termasuk di antara korban, sementara 98 orang lainnya mengalami luka-luka.
Eskalasi Konflik dan Dampaknya
Kelompok Houthi, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman meskipun hampir satu dekade menjadi sasaran serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi, telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal di lepas pantai mereka sejak November 2023. Hal ini mengganggu jalur perdagangan global dan meningkatkan risiko eskalasi konflik regional.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa serangan udara ini dapat berlanjut selama beberapa minggu ke depan. Washington juga meningkatkan tekanan sanksi terhadap Iran dalam upaya membawa Teheran kembali ke meja perundingan terkait program nuklirnya.
Pekan lalu, seorang pejabat Uni Emirat Arab menyampaikan surat dari Trump kepada Iran yang berisi usulan pembicaraan nuklir. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak proposal tersebut, menyebutnya sebagai "tipu daya" dari Washington.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan pada Senin bahwa Teheran akan merespons surat tersebut setelah melakukan "pengkajian penuh".
Adapun kelompok Houthi mengeklaim bahwa serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, yang saat ini menjadi sasaran serangan Israel. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya mengecam tindakan Houthi sebagai ancaman besar terhadap perdagangan global.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, pada Minggu menegaskan bahwa kelompoknya akan terus menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama serangan AS terhadap Yaman berlanjut.
"Kami tidak akan berhenti membalas agresi AS. Setiap serangan yang mereka lakukan akan mendapatkan tanggapan dari kami," ujar Abdul Malik al-Houthi dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Di bawah kepemimpinan Abdul Malik al-Houthi, kelompok yang awalnya merupakan gerakan pemberontakan kecil ini telah berkembang menjadi kekuatan militer dengan puluhan ribu pejuang dan persenjataan canggih, termasuk drone bersenjata dan rudal balistik.
Arab Saudi dan negara-negara Barat menuduh Iran memasok senjata kepada Houthi, meskipun Teheran membantah tuduhan tersebut.
Dalam pernyataan terpisah pada Senin, juru bicara militer Houthi mengklaim bahwa kelompoknya telah melancarkan serangan kedua terhadap kapal induk AS, USS Harry S. Truman, di Laut Merah. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Houthi merupakan bagian dari "Axis of Resistance", sebuah aliansi militan anti-Israel dan anti-Barat yang juga mencakup Hamas di Palestina dan Hizbollah di Lebanon, yang semuanya didukung oleh Iran.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Serang Houthi di Yaman, 53 Orang Tewas
Next Article Houthi Yaman Menggila Lagi di Laut Merah, Rusia-Iran Disebut Terlibat