Jakarta, CNBC Indonesia - Durasi puasa di sejumlah negara berbeda-beda. Ini karena waktu terbit dan terbenam matahari di setiap negara tidak sama.
Misal, negara paling utara yang dekat dengan kutub, cenderung memiliki waktu siang lebih lama. Sementara itu, negara yang berada di bagian selatan atau kawasan khatulistiwa, memiliki waktu siang lebih singkat.
Negara-negara di belahan bumi utara cenderung mengalami durasi puasa yang lebih lama dibandingkan dengan negara-negara di belahan bumi selatan. Fenomena seperti "matahari tengah malam" di wilayah dekat Lingkaran Arktik menyebabkan siang hari lebih panjang, sehingga durasi puasa menjadi lebih lama.
Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan, seperti Brasil, Zimbabwe, dan Pakistan, memiliki durasi puasa yang lebih pendek, sekitar 12-13 jam. Di Cape Town, Afrika Selatan, durasi puasa bahkan lebih pendek, yakni sekitar 11-12 jam per hari.
Fenomena Puasa Singkat di Murmansk
Murmansk terletak dekat dengan Kutub Utara dan mengalami fenomena malam kutub (polar night) saat musim dingin, di mana matahari tidak terbit selama sebulan penuh. Sebaliknya, saat musim panas, matahari hampir tidak tenggelam.
Kondisi ekstrem ini mempengaruhi jadwal ibadah, termasuk waktu puasa. Pada bulan Desember, selisih antara waktu salat Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit, dan satu menit setelah Asar, waktu Magrib tiba. Akibatnya, umat Muslim di Murmansk hanya berpuasa sekitar satu jam.
Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images
HELSINKI, UUSIMAA, FINLAND - 2021/11/18: Group of women take pictures in Kansalaistori square. (Photo by Takimoto Marina/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)
Sebagai catatan, umat Islam pernah melaksanakan puasa di Desember pada 2001 dan 2002.
Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, pernah mengalami dan membagikan pengalamannya berpuasa selama satu jam di Murmansk melalui akun Instagramnya. Ia menunjukkan bagaimana waktu salat Subuh, Magrib, dan Isya berlangsung dalam rentang waktu yang sangat singkat.
Sedangkan untuk kewajiban ibadah puasa tahun ini, umat Muslim di Murnmansk mengikuti waktu puasa selama 12-13 jam. Selain itu, Antartika, sebagai benua yang tidak memiliki penduduk tetap, memiliki kondisi siang dan malam yang ekstrem.
Selama musim panas, matahari dapat bersinar selama 24 jam, sementara pada musim dingin, matahari tidak terbit sama sekali. Bagi para Muslim yang berada di Antartika selama Ramadan, durasi puasa dapat disesuaikan dengan mengikuti waktu negara asal atau negara terdekat yang memiliki durasi siang dan malam yang seimbang.
Kota di dunia dengan durasi puasa terlama:
- Helsinki, Finlandia - 17,5 Jam
- Nuuk, Greenland - 17 Jam
- Glasglow, Skotlandia - 16,5 Jam
- Otawa, Kanada - 16,5 Jam
- Zurich, Swiss - 16,5 Jam
- Roma, Italia - 16,5 Jam
- Madrid, Spanyol - 16 Jam
- London, Inggris - 16 Jam
- Paris, Prancis - 15,5 Jam
- Reykjavik, Islandia - 15 Jam
Kota di dunia dengan durasi puasa terpendek:
- Christchurch, Selandia Baru - 11,5 Jam
- Puerto Montt, Chile - 11,5 Jam
- Karachi, Pakistan - 12 Jam
- Buenos Aires - Argentina
- Cape Town, Afrika Selatan - 12,5 Jam
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prospek Bisnis Parfum di Tengah Bayang-Bayang Deflasi
Next Article Pemerintah Siapkan Surat Edaran Libur Sekolah Puasa Ramadan