loading...
Menko Polkam Budi Gunawan menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla Nasional 2025 di Pekanbaru Riau. Foto/istimewa
RIAU - Kementerian Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan ( Kemenko Polkam ) menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla Nasional 2025. Kegiatan tersebut digelar Pekanbaru, Riau pada hari ini Selasa (29/4/2025).
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih dari Presiden Prabowo Subianto atas kerja keras seluruh jajaran dalam mecegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Bapak Presiden Prabowo Subianto berpesan kepada kita semua untuk terus mempertahankan capaian selama ini. Bapak Presiden juga memberikan perhatian yang sangat besar terhadap isu kebakaran hutan yang berdampak pada geopolitik kawasan,” katanya.
Jenderal Purnawirawan Polri yang akrab disapa BG ini menegaskan, sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan nasional, pemerintah telah membentuk Desk Koordinasi Penanganan Karhutla pada 13 Maret 2025. Desk Karhutla di bawah koordinasi Kemenko Polkam ini dipimpin secara lintas sektor oleh Kepala BNPB, Menteri Kehutanan, Panglima TNI, Kapolri, dan Menteri Lingkungan Hidup.
“Pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, kementerian/lembaga, dan swasta bersatu serta bergerak dalam satu tujuan yakni menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga ke titik minimal, bahkan ke arah zero karhutla,” katanya.
Berdasarkan data BMKG yang juga terintegrasi dengan data satelit Kemenhut dan BNPB, musim kemarau tahun ini akan dimulai secara bertahap per wilayah mulai April hingga September 2025. Sementara berdasarkan data satelit Terra Aqua NASA, terdapat 144 titik api dengan confidence level tinggi.
Selain itu, berdasarkan data lapangan, terdapat 97 kejadian karhutla hingga 17 April 2025, dan khusus di Riau, terdapat 80 hektare darurat karhutla. BG menyebut wilayah yang sejauh ini tercatat mengalami kebakaran lahan yakni di Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Sebagai langkah strategi dan penguatan, pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bergotong royong, bahu-membahu, dan bekerja sama untuk meningkatkan mitigasi dan mencegah terjadinya karhutla,” ucapnya.