Harapan Emas yang Terancam Tenggelam dalam Judi Online

4 hours ago 2

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Mimpi Indonesia Emas 2045
Di masa depan, tepatnya tahun 2045 nanti, Indonesia akan memperingati 100 tahun kemerdekaannya serta pertaruhan "Indonesia Emas 2045" yang selalu digadang-gadang saat ini. Bak lautan yang diterpa ombak, Indonesia juga perlu mencapai pertumbuhan ekonomi kurang lebih 6% - 8% untuk dapat menjadi negara maju.

Dari visi Indonesia Emas 2045, terdapat 4 pilar pembangunan yang direncanakan yaitu pembangunan manusia dan penguasaan iptek, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata Kelola pemerintahan.

Indonesia Emas 2024 dapat terjadi karena prediksi bonus demografi yang diperkirakan mencapai 324 juta jiwa, menjadikannya terbesar ke enam di dunia. Adapun diperkirakan mayoritas sebesar 70% penduduknya berada pada usia produktif yakni 15-64 tahun.

Harapan Indonesia Emas 2045 seakan menjadi cita-cita tinggi kita semua. Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan kemajemukan ini akhirnya mencapai titik kemajuannya. Namun, apakah visi Indonesia Emas 2045 dapat dengan mudah tercapai?

Antara Harapan, Fakta, dan Data
Upaya menjadi negara maju dan Indonesia Emas 2045 memiliki tantangan berat tersendiri. Pada tahun 2025 saja, ekonomi global mengalami ketidakpastian akibat dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) serta kebijakan tarif dari presiden terpilih AS.

World Bank memproyeksikan akan terjadi perlambatan perekonomian global dengan proyeksi 2,3% di tahun 2025. Sedangkan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 2,8% turun dari 3,3%.

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7%-5,5% akibat dari pengaruh ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan mencapai 4,89% didukung dari peningkatan mobilitas libur tahun baru dan Idulfitri.

Dari sisi tenaga kerja, angka pengangguran Indonesia naik 1,11% secara tahunan pada Februari 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 tercatat sebanyak 7,28 juta orang.

Angka ini meningkat sekitar 83 ribu orang dibandingkan Februari 2024 yang mencatat 7,20 juta pengangguran. IMF sendiri memproyeksikan angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,0% pada 2025 atau naik dari 4,9% persen pada tahun sebelumnya.

Kemudian dari sisi sumber daya manusia, kondisi pendidikan di Indonesia juga patut diperhatikan dengan serius. Data dari BPS menjelaskan dari penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, hanya 10,2% penduduk Indonesia yang menyelesaikan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Hal ini menjadi isu krusial sebab salah satu tonggak kemajuan negara adalah kualitas sumber daya manusianya yang dapat dilihat dari aksesibilitas dan mutu pendidikan di negaranya.

Tahun 2025 juga menjadi tahun berat bagi dunia terkhusus Indonesia, BI mencatat aliran modal asing keluar menyentuh Rp61 triliun sepanjang Januari - 30 April 2025 yang berasal dari pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Aliran modal asing keluar ini bukan hanya dari tekanan global melainkan kondisi stabilitas politik dalam negeri yang cukup diperhatikan investor.

Judi Online: Musuh Masyarakat
Dalam menilai pertumbuhan ekonomi, cara perhitungan yang paling banyak digunakan adalah perhitungan presentase kenaikan produk domestik bruto (PDB). Komponen PDB sendiri secara umum terbagi menjadi konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), konsumsi pemerintah (G), expor (X) dan impor (M).

Seperti yang dijelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga (C). Dalam konsumsi rumah tangga, banyak faktor yang mempengaruhi terpangkasnya daya beli masyarakat. Salah satu faktor ialah aktivitas ekonomi ilegal seperti judi online.

Judi online di Indonesia sudah pada tahap mengkhawatirkan. Bahkan di tahun 2025 ini, PPATK baru saja mengungkapkan data terbaru jumlah perputaran uang dari judi online mencapai Rp1.200 triliun. Adapun 8,8 juta pemain judi online di Indonesia diidentifikasikan merupakan mayoritas ekonomi menengah ke bawah.

Harapan untuk menjadi "cepat kaya" dengan mempertaruhkan kondisi finansial bisa saja menjadi alasan para pemain judi online untuk tetap melakukan pertaruhan. Padahal, alogritma judi online sendiri dapat saja sudah diatur sehingga pemain jarang mendapatkan kemenangan dan berakhir mengulangi keberuntungan yang semu itu.

Memang korelasi antara judi online dan daya beli masyarakat secara teoritik perlu ada kajian lebih dalam. Namun, secara praktiknya seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, dapat digambarkan masyarakat yang memiliki daya beli akhirnya tersedot untuk aktivitas yang tidak timbulkan konsumsi seperti di kegiatan judi online.

Tak jarang promosi judi online dilakukan oleh influencer atau public figure yang memiliki pengaruh besar ke masyarakat. Bayaran tinggi bisa menjadi faktor public figure tetap melakukan promosi judi online.

Upaya preventif seperti edukasi dan sosialisasi perlu ditingkatkan. Bahkan, jika dirasa perlu bekerja sama dengan public figure tentu pemerintah perlu melakukan hal tersebut untuk mendukung pemberantasan judi online. Tak hanya itu, perlu penguatan upaya hukum yang tegas untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku yang mempromosikan.

Pertumbuhan ekonomi perlu dijaga terutama daya beli masyarakat yang merupakan komponen terbesar saat ini. Adapun cita-cita Indonesia Emas 2045 masih terdapat harapan untuk dicapai jika memang semua elemen bekerja sama dalam mewujudkannya. Paling mudah, adalah memberantas judi online yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.


(miq/miq)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |