Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melonjak dan menutup perdagangan di level US$3.000 per troy ons pertama kalinya dalam sejarah. Pada perdagangan hari ini Selasa (18/3/2025) hingga pukul 06.18 WIB, harga emas dunia di pasar spot masih menguat 0,02% di posisi US$3.002,11 per troy ons.
Harga emas menguat pada perdagangan Senin, berada tepat di angka US$3.000 per troy ons, dengan fokus pada tarif perdagangan dan pertemuan kebijakan The Fed AS pada pekan ini.
Lonjakan emas terjadi menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) hingga fokus terhadap tarif perdagangan. Pada perdagangan Senin (17/3/2025), harga emas dunia di pasar spot terapresiasi 0,57% di level US$3.000,47 per troy ons.
Harga penutupan tersebut menjadi harga tertinggi sepanjang masa perdagangan emas. Level ini juga menandai sejarah baru emas dunia di mana emas akhirnya menyentuh level US$ 3.000.
Pada Jumat lalu, harga emas memang menyentuh level US$ 3.000 tetapi level tersebut terjadi hanya di intraday dan bukan penutupan. Kenaikan harga emas kemarin juga menjadi kabar baik setelah emas melemah 0,1% pada Jumat.
Sekertaris Perusahaan Dwi Hadi Atmaka merespon, kenaikan harga emas akan sejalan dengan penyaluran pinjaman berbasis agunan emas. Sehingga hal tersebut juga akan mendongkrak kinerja keuangan
"Inline dengan penyaluran pinjaman berbasis agunaan emas, maka laba otomatis akan terdampak pak," ujarnya saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Selaza (18/3).
Namun, pihaknya belum dapat mengungkapkan secara rinci terkait angka perkiraan pertumbuhan. "Saya belum bisa memberikan data secara parsial Karena data harus divalidasi dulu," ucapnya.
Sementara Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Wisnu Sunandar mengatakan, tren kenaikan harga emas terus mengalami kenaikan yang signifikan. Kini harga emas menembus Rp1.741.000 per gram. Naik sekitar 10% year to date. Menurutnya,kenaikan harga emas memberikan pengaruh terhadap tren bisnis bank emas di BSI.
"Karena dengan peningkatan harga berarti terdapat potensi kenaikan nilai investasi baik bagi yang memiliki emas melalui cicil ataupun melalui program tabungan emas BSI Emas digital," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/3).
BSI mencatat, pada posisi Februari 2025, layanan BSI Emas Digital pada mencapai Rp832 miliar tumbuh 27,56% year to date. Emas menjadi instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi dan safe haven.
Sehingga, perseroan semakin fokus menggarap potensial market yang cocok dengan model bisnis bank emas, seperti nasabah perorangan, UMKM maupun korporasi karena emas bisa dimiliki oleh seluruh segmen nasabah.
"Tentu dengan pertumbuhan positif pada bisnis emas akan memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan laba perusahaan. Dimana pada 2024 lalu, bisnis emas BSI tumbuh sekitar 78,18% year on year," jelasnya.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Terus Cetak Rekor Baru, Harga Emas Tembus USD3.000 Per Troy Ons
Next Article Robert Kiyosaki Bilang 3 Aset Ini Wajib Ditimbun Saat Perang Dunia