Harga Minyak Terbakar Perang Israel-Iran, Tertinggi 2 Bulan di US$74

19 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga energi, terutama minyak mentah, terbang pada perdagangan kemarin, Jumat (13/6/2025) setelah Israel dan Iran saling melancarkan serangan udara.

Serangan ini, memicu kekhawatiran investor bahwa konflik dapat mengganggu ekspor minyak dari Timur Tengah dipicu oleh ketegangan politik di Timur Tengah.

Merujuk Refinitiv, harga minyak brent ditutup di US$74,23/barel, naik $4,87 atau 7,02%. Harga brent bahkan sempat menyentuh $78,50, tertinggi sejak 27 Januari 2025. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sejak 2 April 2025 atau lebih dari dua bulan.
harga minyak brent naik 13% dalam sepekan.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berakhir di $72,98/barel, naik $4,94 atau 7,62%. Harga sempat melonjak ke $77,62, tertinggi sejak 21 Januari 2025.
Harga minyak WTI naik 13% dalam sepekan.

Kedua harga minyak acuan ini mencatat lonjakan intraday terbesar sejak 2022 saat invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar energi.

Lonjakan harga terjadi setelah Israel mengklaim menyerang fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan komandan militer Iran.

Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke Tel Aviv; ledakan terdengar di selatan Israel.

Otoritas Iran mengkonfirmasi fasilitas kilang dan penyimpanan minyak Iran tetap beroperasi tanpa kerusakan.

Iran memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari (bpd), dengan ekspor lebih dari 2 juta bpd.
Di luar produksi Iran, ketakutan utama justru terjadi karena adanya pPotensi gangguan di Selat Hormuz. Pasalnya selat itu sekitar 18-19 juta bpd minyak dunia melewati jalur ini.

Dunia kini dilanda kekhawatiran seberapa besar pasokan minyak. Kapasitas cadangan OPEC dan sekutunya untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi gangguan pasokan kira-kira setara dengan produksi Iran.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah satu-satunya anggota OPEC+ yang dapat dengan cepat meningkatkan produksi dan diperkirakan dapat menambah sekitar 3,5 juta barel per hari (bpd).

Produksi minyak Iran sekitar 3,3 juta bpd, dengan ekspor lebih dari 2 juta bpd minyak dan bahan bakar.

Hingga saat ini, serangan Israel belum berdampak pada produksi minyak atau ekspor Iran dari kawasan tersebut. Namun, ketakutan bahwa Israel akan menghancurkan fasilitas minyak Iran untuk memutus sumber pendapatan utamanya telah mendorong harga minyak naik. Harga Brent terakhir naik hampir 7% menjadi lebih dari $74 per barel pada Jumat.

Serangan yang secara signifikan mengganggu produksi Iran dan memerlukan negara lain untuk meningkatkan produksi guna menutupi kekurangan, akan menyisakan sangat sedikit kapasitas cadangan untuk menangani gangguan lain, seperti akibat perang, bencana alam, atau kecelakaan.

Ditambah lagi, ini dengan catatan bahwa Iran tidak menyerang tetangganya sebagai balasan atas serangan Israel.

Iran sebelumnya telah mengancam akan mengganggu pelayaran di Selat Hormuz jika diserang. Selat ini adalah jalur keluar utama dari Teluk Timur Tengah untuk sekitar 20% pasokan minyak dunia, termasuk ekspor Saudi, UEA, Kuwait, Irak, dan Iran.

Iran juga pernah menyatakan akan menyerang pemasok minyak lain yang mengisi kekosongan pasokan akibat sanksi atau serangan terhadap Iran.

"Jika Iran merespons dengan mengganggu aliran minyak melalui Selat Hormuz, menyerang infrastruktur minyak regional, atau menyerang aset militer AS, reaksi pasar bisa jauh lebih parah, berpotensi mendorong harga naik lebih dari $20 per barel," kata Jorge Leon, kepala analisis geopolitik di Rystad dan mantan pejabat OPEC, kepada Reuters.

Harga Gas Alam, Batu Bara dan CPO Ikut Terbang
Tak hanya minyak, harga komoditas energi dan pangan juga melesat.

Harga batu bara melesat 1,3% ke US$ 108,95 pada perdagangan Jumat. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 11 Maret 2025 atau lebih dari tiga bulan.

Harga gas alam Eropa melesat 5,6% ke €38/ MWh dan harga minyak sawit mentah (CPO) menguat 2,3% ke MYR 3.927 per ton.

Batu bara, CPO, dan gas alam serta minyak adalah komoditas energi yang saling menggantikan sehingga harganya akan saling terkait.

Kenaikan harga minyak membuat orang bisa beralih ke energi lain seperti batu bara hingga CPO.

CNBCINDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |