Halmahera Selatan, CNBC Indonesia - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nikel) punya cara jitu menuntaskan persoalan lingkungan di wilayah pertambangannya, termasuk persoalan pembuangan air bekas kegiatan tambang.
Perusahaan tambang terintegrasi ini menciptakan 'Avatar' atau pengendalian air bekas operasional pertambangan, supaya bisa menjadi kembali jernih tatkala sampai ke laut.
Harita memiliki komitmen dalam menjaga lingkungan, tak cuma di area pertambangan, melainkan juga di wilayah sekitarnya melalui penerapan sistem manajemen air tambang (mine water management) dengan menciptakan sediment pond atau kolam pengendapan.
Berdasarkan reportase CNBC Indonesia wilayah pertambangan milik Harita Nikel di Pulau Obi, Halmahera Selatan ini, sudah ada sekitar 100 hektare sediment pond yang tercipta.
Jika dilihat, bentuk kolam pengendapan tersebut berbelok-belok dan mampu mengendalikan air yang turun dari bekas pertambangan sebelum turun ke laut.
Senior Mine Hydrology Engineer Harita Nickel Muhamad Riftadi Hidayat menjelaskan bahwa air limpasan dari area tambang diarahkan ke sediment pond. Adapun Kolam ini mampu menampung hingga dua juta meter kubik air.
"Jadi ini bisa dibilang pengendali air atau avatar," terang Muhammad Riftadi ditemui di Area Pertambangan Harita Nikel di Obi, Halamahera Selatan, Maluku, dikutip Sabtu (14/6/2025).
Foto: Sedimen Pound milik Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan. (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Sedimen Pound milik Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan. (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
kelak, sistem pengendalian air ini akan terus mengalami perkembangan, mengikuti luas lahan tambang yang ada, serta intensitas hujan, dan berkembangnya teknologi.
"Desain sediment pond akan berubah dan berkembang tergantung kondisi. Setiap ada ekspansi tambang atau penerapan teknologi baru, kita siapkan tambahan sediment pond," jelas Muhamad Riftadi.
Selain mencegah pencemaran air laut dan menjaga kualitas ekosistem, sistem ini juga melindungi keselamatan tambang. Tim khusus manajemen air di Harita Nickel bertugas mengatur aliran air, agar tidak masuk ke area aktif penambangan.
"Tantangan terbesarnya adalah air hujan. Kalau limpahan air itu tidak kita kendalikan, bisa masuk tambang dan mengganggu operasi, bahkan membahayakan keselamatan," tegasnya.
Manajemen air tambang Harita mencakup pembangunan saluran pengalihan (cut-off drain), pemanfaatan air yang sudah diolah untuk kebutuhan industri, hingga sistem sirkulasi tertutup, agar tidak ada pemborosan air.
Foto: Sedimen Pound milik Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan. (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
Sedimen Pound milik Harita Nikel di Obi, Halmahera Selatan. (CNBC Indonesia/Pratama Guitarra)
"Prinsip kita adalah reuse dan recycle. Air bersih yang tidak tercemar kita manfaatkan kembali, sisanya dikembalikan ke alam dengan standar kualitas yang sudah ditentukan," ujarnya.
Senada, Corporate Affairs Manager Harita Nickel Anie Rahmi menjelaskan perimeter drainage lalu ada sediment pond yang disiapkan oleh Harita Nickel di area pertambangan di Pulau Obi. "Jadi air itu harus settle dulu sebelum dilepas ke badan air. Water management inilah yang dilakukan Harita Nickel," tegas Anie
Dengan sistem ini, Harita Nickel memastikan operasional tambang berjalan efisien, aman, dan minim dampak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]