Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah perbincangan hangat soal Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), ternyata ada sejumlah manfaat yang bisa dirasakan oleh Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). Lantas, manfaat seperti apa saja manfaat kehadiran Danantara yang bisa didapatkan bank pelat merah tersebut?
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menuturkan, kehadiran Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) berpotensi meningkatkan persaingan dalam industri keuangan, terutama dalam hal pembiayaan dan investasi.
"Namun, bagi Himbara, ini juga bisa menjadi peluang sinergi dalam pendanaan proyek strategis nasional," ujar dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (3/3/2025).
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengaku, saat ini masih belum dapat dipastikan pengaruh Danantara terhadap Himbara. Namun, hal ini diharapkan akan berdampak positif secara jangka panjang.
"Tapi seharusnya akan positif untuk jangka waktu panjang untuk ekonomi secara keseluruhan karena dividen yang diterima dari bank himbara akan ditingkatkan value added nya," kata dia.
Tak tanggung-tanggung, Danantara juga disebut dapat membawa sejumlah manfaat ke pasar modal Indonesia, termasuk mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia. Sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick Thohir optimistis lembaga tersebut akan memberikan dampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada masa mendatang.
"Harusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi perlu waktu. Kita tidak bisa melawan persepsi yang hari ini seakan-akan mem-benchmark Danantara dengan sovereign wealth fund yang nggak bagus. Itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," ujar Erick.
Terkait pelemahan IHSG, Erick menyebut faktor eksternal juga berpengaruh, termasuk kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai semakin bullish. Namun, ia tetap optimistis bahwa transparansi dalam pengelolaan Danantara akan memperbaiki persepsi pasar dalam jangka panjang.
"Koreksi pasar adalah bentuk kekecewaan publik yang harus kita apresiasi. Kalau tidak ada kritik, kita tidak akan berkembang seperti sekarang," tutur dia.
Menurutnya, asumsi buruk terhadap BUMN juga sering muncul, padahal faktanya perusahaan-perusahaan pelat merah masih memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
"Kalau BUMN korupsi semua, tidak mungkin profitnya Rp 310 triliun. Kalau tidak bagus, tidak mungkin pelayanan airport hari ini bisa lebih baik," kata dia
Terkait pengelolaan aset BUMN, Erick menjelaskan bahwa Danantara akan menjadi payung besar yang menaungi seluruh aset strategis negara secara bertahap. Saat ini, nilai aset yang akan dikelola Danantara diproyeksikan mencapai US$ 900 miliar.
"Kita sekarang, saya dan Pak Rosan (Group CEO Danantara) punya hubungan baik. Pak Rosan itu dulu pernah jadi Wakil Menteri BUMN juga. Visinya Pak Presiden juga positif. Saya yakin hari ini market mungkin masih berpikir negatif tentang Danantara, tapi nanti kita lihat hasilnya," jelasnya.
Senada, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menjelaskan, dari segi kapitalisasi pasar sendiri, 12 perusahaan BUMN dan anak usahanya yang tergabung dalam Danantara mencapai Rp 1.893 triliun per Desember 2024. Angka ini setara dengan sekitar 15% dari total kapitalisasi pasar modal.
BUMN dan anak perusahaannya ini pun memberikan kontribusi yang signifikan dari sisi nilai transaksi. Jika melihat nilai perdagangan, sekitar 27% dari total nilai transaksi di BEI berasal dari perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usahanya.
"Kami melihat bahwa Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia. Namun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan membuktikan efektivitas model bisnisnya," ungkap Iman beberapa waktu lalu.
Nantinya, Danantara akan mengelola dividen dari berbagai BUMN yang diperoleh setiap tahun. Dana dari dividen tersebut akan dimanfaatkan Danantara untuk keperluan investasi di berbagai sektor strategis.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Anjlok Lebih dari 2%, Investor Khawatir Soal Danantara?
Next Article Bos BRI Buka-Bukaan Soal Strategi Menjaga Ekonomi Berkelanjutan