Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil cetak penguatan tajam sepanjang Juli 2025, naik 8,04% secara bulanan. Ini menjadi pembalikan arah yang signifikan setelah pada Juni 2025 IHSG sempat melemah 3,46%.
Kenaikan kali ini sebagian besar ditopang oleh lonjakan harga saham sejumlah emiten milik konglomerat nasional.
Uniknya, penguatan IHSG ini terjadi justru di tengah lesunya kinerja saham-saham perbankan. Beberapa bank besar seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI mengalami tekanan sepanjang Juli, sebagian akibat aksi jual berskala besar dari investor asing.
Ketika sektor perbankan yang selama ini menjadi tulang punggung IHSG sedang melemah, sektor lain seperti teknologi, energi, dan infrastruktur justru menjadi penopang utama berkat saham-saham milik para konglomerat.
Saham konglomerat memang memiliki karakteristik yang disukai banyak investor. Bisnis mereka cenderung terdiversifikasi lintas sektor, memungkinkan stabilitas pendapatan meskipun salah satu sektor sedang tertekan.
Selain itu, arus kas yang kuat, potensi dividen yang konsisten, hingga rekam jejak manajemen yang andal membuat saham-saham ini menjadi tempat berlindung saat pasar bergejolak.
Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan konglomerasi juga punya kemudahan akses terhadap pendanaan, baik dari perbankan maupun pasar modal. Ini membuka ruang ekspansi yang lebih agresif, termasuk melalui akuisisi strategis.
Reputasi mereka juga membuat saham-saham ini lebih menarik bagi investor institusional, yang ikut menjaga stabilitas harga saham dan mengurangi volatilitas ekstrem.
Apalagi, mayoritas saham konglomerat telah masuk dalam indeks-indeks utama seperti LQ45 atau IDX30, menjadikan mereka semakin likuid dan banyak diperjualbelikan. Faktor-faktor ini menjadikan saham-saham konglomerat sebagai motor utama penguatan IHSG di tengah ketidakpastian sektor keuangan.
Berikut pergerakan emiten konglomerat nasional, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia Research:
Di jajaran teratas, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) milik konglomerat teknologi Toto Sugiri menjadi yang paling menonjol dengan lonjakan harga saham hingga 128,11% hanya dalam sebulan. DCII menjadi kontributor besar bagi penguatan IHSG, khususnya dari sektor teknologi.
Performa cemerlang juga datang dari emiten milik Happy Hapsoro, seperti PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) yang naik 97,74%, dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang menguat 13,33%. Dari Grup Barito milik Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 58,43%, PT Petrosea Tbk (PTRO) melonjak 35,48%, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 21,83%.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)