Ikan Berkepala Gumpalan Ditemukan di Antara 27 Spesies Baru di Peru

5 hours ago 2

loading...

Ikan Berkepala Gumpalan. FOTO/ DAILY

LIMA - Ikan blobfish masuk spesies yang baru ditemukan di Peru ini dijuluki sebagai yang "paling jelek" di dunia. Ikan berkepala gumpalan itu merupakan salah satu dari 27 spesies baru yang ditemukan oleh para peneliti dalam perjalanan ke Alto Mayo, Peru.

Sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di planet ini, berkat luasnya 1,9 juta hektar yang mencakup semua jenis medan, dari tujuh jenis hutan hingga jurang yang menjadi habitat sempurna bagi kura-kura.

Beberapa makhluk lain yang baru ditemukan termasuk tikus amfibi , salamander perunggu, dan katak hujan, dengan banyak spesies yang ditemukan berada dalam risiko kepunahan.

Namun, ikan berkepala gumpalan inilah yang menarik perhatian karena penampilannya yang aneh, cukup khas, yang menampilkan wajah paling menyedihkan yang pernah Anda lihat.

Blobfish adalah nama pendek untuk Psychrolutes microporos, dari famili ikan Psychrolutidae.

Diperkirakan mereka dapat hidup hingga 1.200 meter di bawah permukaan, di mana tekanannya bisa lebih dari 100 kali lipat tekanan di atas tanah, oleh karena itu tubuh mereka lembek dengan tulang lunak.

Namun, mereka hanya terlihat seperti itu saat dibawa ke atas air karena perubahan tekanan tersebut, dan mungkin tidak dapat dikenali di habitat aslinya, karena biasanya berwarna abu-abu. Meskipun ikan blobfish pertama kali ditemukan pada tahun 2003 oleh ahli ekologi laut Kerryn Parkinson saat melakukan ekspedisi laut di lepas pantai Selandia Baru, ini adalah pertama kalinya ikan blobfish terlihat di Peru.

“Menemukan empat mamalia baru dalam ekspedisi apa pun adalah hal yang mengejutkan – menemukan mereka di wilayah dengan populasi manusia yang signifikan adalah hal yang luar biasa,” kata Trond Larsen, yang memimpin Program Penilaian Cepat Conservation International di Moore Center for Science, dalam sebuah pernyataan .

"Kami menemukan bahwa daerah yang lebih dekat dengan kota dan desa masih memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk spesies yang tidak ditemukan di tempat lain," kata Larsen.

"Temuan ini menggarisbawahi bahwa bahkan di daerah yang sangat dipengaruhi oleh manusia, keanekaragaman hayati dapat bertahan tetapi hanya jika ekosistem dikelola secara berkelanjutan.

Kabar baiknya adalah popularitas ikan blobfish yang viral merupakan kemenangan bagi masyarakat konservasi di seluruh dunia karena semakin banyak orang yang mengalihkan perhatian mereka untuk melindungi spesies tersebut.

(wbs)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |