loading...
LPKR menetapkan target pra penjualan Rp6,25 triliun untuk 2025. Angka ini mencatatkan kenaikan 16% dibandingkan dengan target pra penjualan tahun 2024. Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Industri properti diperkirakan akan mencatatkan kinerja positif pada 2025. Salah satu faktor pendorongnya adalah kencenderungan aktifnya transaksi pembelian properti pada awal tahun.
Menghadapi dinamika pasar properti tersebut, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menetapkan target pra penjualan Rp6,25 triliun untuk 2025. Angka ini mencatatkan kenaikan 16% dibandingkan dengan target pra penjualan tahun 2024.
”Pertumbuhan ini terutama akan didorong pembangunan proyek residensial dan komersial baru di kawasan Lippo Karawaci (Tangerang), Lippo Cikarang (Bekasi), serta wilayah lainnya yang termasuk dalam landbank perseroan,” kata Group CEO Lippo John Riady dalam siaran pers, Rabu (5/3/2025).
Lippo Karawaci berkomitmen terus memperluas portofolio dan mendorong inovasi, terutama untuk pembeli rumah pertama. Salah satu langkahnya adalah dengan memperkenalkan produk perumahan baru yang terjangkau di Kawasan Park Serpong (Tangerang) dan Lippo Cikarang Cosmopolis.
Pada 2024, LPKR berhasil mencatat pra penjualan sebesar Rp6,01 triliun, mencapai 112% dari target tahunan. Pencapaian tersebut mencerminkan kenaikan 17% dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan adanya permintaan pasar yang kuat terhadap produk properti residensial dan komersial.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya mengungkapkan, pergantian tahun sering menjadi titik balik bagi pasar properti untuk kembali tumbuh. Proyeksi transaksi properti diperkirakan akan lebih aktif mulai Kuartal I hingga Kuartal III 2025. Dinamika seperti ini menjadi pengingat penting bagi pelaku pasar untuk terus mengembangkan strategi yang adaptif agar tetap relevan dalam menghadapi perubahan tren kebutuhan properti di masyarakat.
Berdasarkan Rumah123 Flash Report Januari 2025, beberapa kota, seperti Depok, Bogor, dan Tangerang, terus mencatatkan pertumbuhan harga tahunan yang konsisten sejak tiga tahun terakhir. Beberapa faktor, seperti dukungan infrastruktur, kedekatan jarak menuju Jakarta, dan harga yang relatif terjangkau, menjadi pendorong utama bagi peningkatan harga di kota-kota tersebut. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya diperkirakan akan menjadi lokasi yang banyak diminati untuk pembelian properti.
(poe)