Ini Tuntutan Masa Demonstran Amerika, Banyak Kebijakan Partai Republik Diprotes

1 week ago 8

loading...

Demonstrasi besar pecah di AS belum lama ini, menentang Presiden Donald Trump dan penasehatnya, miliarder Elon Musk. Foto/Jovanny Hernandez/Milwaukee Journal Sentinel

JAKARTA - Demonstrasi besar-besaran baru saja mengguncang Amerika Serikat, yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump dan penasihatnya yang kontroversial, Elon Musk.

Ribuan orang turun ke jalan menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai kebijakan yang dianggap otoriter dan merugikan rakyat.

Menurut laporan Al Jazeera, aksi protes bertajuk "Hands Off" ini tersebar di berbagai wilayah AS. Lebih dari 1.200 titik unjuk rasa digelar secara serentak, menjadikannya sebagai salah satu mobilisasi publik terbesar dalam satu hari dalam sejarah pemerintahan Trump.

Lokasi-lokasi utama unjuk rasa meliputi National Mall di Washington, D.C., serta berbagai kota di 50 negara bagian. Penyelenggara memperkirakan lebih dari 250.000 orang ambil bagian dalam aksi solidaritas nasional ini.

Gerakan ini menjadi salah satu demonstrasi paling signifikan selama masa kepresidenan Donald Trump. Masyarakat merasa semakin terdesak oleh kebijakan pemerintah yang dinilai tidak mewakili kepentingan umum.

Salah satu tuntutan utama para demonstran adalah penolakan terhadap pemikiran yang mereka anggap mengarah pada fasisme. Trump dan Musk disebut telah menciptakan krisis sosial melalui dominasi kekuasaan dan kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir elite.

Pernyataan dari pihak penyelenggara menyebut bahwa kepemimpinan saat ini memanfaatkan sumber daya negara demi keuntungan pribadi—baik itu data publik, layanan kesehatan, maupun pekerjaan rakyat. Situasi ini dipandang sebagai kondisi darurat yang menuntut respons segera.

Di antara peserta aksi di Washington, terdapat warga bernama Ramesh Boodram dari New York. Dia mengaku dulunya adalah pendukung Trump, namun kini merasa dikhianati karena banyak janji kampanye yang tidak ditepati.

Boodram menyoroti kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik, termasuk harga bahan pokok dan bahan bakar yang terus naik. Dia juga prihatin dengan masa depan program Jaminan Sosial yang kini berada dalam ketidakpastian.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |