Jaringan Mafia Migas Sangat Kuat, Ini Alasan Sulit Diberantas

3 hours ago 2

loading...

Kasus korupsi yang melibatkan Pertamina baru-baru ini kembali membuka tabir tentang kuatnya keberadaan ekosistem bisnis mafia migas di Indonesia. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - Kasus korupsi yang melibatkan Pertamina baru-baru ini kembali membuka tabir tentang kuatnya keberadaan ekosistem bisnis mafia migas di Indonesia.

Menurut Konsultan Bisnis dan Managing Partner Inventure Yuswohady, jejak-jejak mafia migas ini telah membentuk sebuah jaringan bisnis yang sangat solid dan berkelanjutan, bahkan sejak awal pemerintahan Orde Baru.

Yuswohady menjelaskan bahwa mafia migas di Indonesia tidak beroperasi dalam sistem pasar yang terbuka dan efisien, melainkan dalam sebuah struktur pasar tertutup yang dikuasai oleh segelintir elit pemain.

"Ekosistem bisnis mafia migas ini bergerak secara koruptif dan manipulatif demi keuntungan kelompok tertentu," ujar dia dikutip dari Instagram resminya, Senin (10/3/2025).

Dalam analisisnya, ada dua elemen penting yang membentuk ekosistem mafia migas ini. Pertama, Hard Element, yaitu jaringan aktor bisnis, broker, birokrat, pejabat, hingga politisi yang telah terintegrasi dalam pengendalian industri migas dari hulu ke hilir secara tidak transparan.

"Kedua, Soft Element, yaitu budaya korupsi yang sudah begitu mengakar dalam praktik bisnis di Indonesia, yang berfungsi sebagai pelicin bagi kelangsungan ekosistem mafia ini," ungkapnya.

Meskipun beberapa upaya pemberantasan mafia migas telah dilakukan, seperti yang pernah dicontohkan oleh almarhum Faisal Basri yang berhasil membubarkan Petral (Pertamina Energy Trading Limited), upaya tersebut akhirnya menguap begitu saja.

Yuswohady mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa mafia migas sulit untuk diberantas. Pertama, para elit yang terlibat dalam bisnis ini telah membentuk jaringan yang sangat solid, saling melindungi, dan berbagi peran untuk menjaga keberlangsungan ekosistem mafia migas tersebut.

Kedua, ekosistem ini telah berkembang selama puluhan tahun, beradaptasi dengan perubahan kebijakan, dinamika politik, dan jeli memanfaatkan celah hukum yang ada. Ketiga, keterlibatan politisi dan pejabat negara dalam ekosistem mafia migas membuat berbagai upaya reformasi, seperti yang pernah diinisiasi oleh Faisal Basri, dengan mudah gagal dan kandas di tengah jalan.

"Mafia migas yang telah mengakar kuat ini memerlukan langkah konkret dan reformasi yang lebih mendalam untuk dapat diberantas secara efektif. Namun, dengan keberadaan jaringan yang sangat solid dan berperan di berbagai lini, perubahan besar masih terhalang oleh kepentingan elit yang sulit untuk diubah," kata dia.

(nng)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |