Keistimewaan Manchester United Menurut Gus Kautsar walau Puasa Gelar Lebih Satu Dekade

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Manchester United (Man Utd) menjaga asa juara Liga Eropa 2024/2025 setelah menang super dramatis pada leg kedua melawan Olympique Lyon dengan skor 5-4, Jumat (18/4/2025) dini hari WIB. Kemenangan ini membuat Setan Merah unggul 7-6 secara agregat atas Lyon, sehingga berhak melaju ke babak semifinal.

Kemenangan Manchester United atas Lyon berpotensi buka puasa gelar di kancah Eropa. The Red Devils terakhir mengangkat trofi kompetisi Eropa pada musim 2016/2017. MU juara Liga Eropa pada musim tersebut setelah menang 2-0 atas Ajax di Friends Arena, Swedia.

Namun, untuk liga domestik, sudah lebih dari satu dekade Setan Merah belum juara Premier League. Terakhir kali MU meraih gelar juara Liga Inggris adalah musim 2012/2013 saat masih dilatih Sir Alex Ferguson.

Bertahun-tahun puasa gelar liga domestik tidak mengurangi loyalitas pendukung Setan Merah. Berdasarkan hasil survei Censuswide yang dikutip via Bola.com, MU masuk tiga besar klub yang paling banyak didukung di dunia setelah Real Madrid dan Barcelona.

Pendukung MU berasal dari berbagai latar belakang, tak terkecuali dari kalangan pendakwah seperti KH Muhammad Abdurrahman Kautsar atau akrab Gus Kautsar. Gus Kautsar memandang ada keistimewaan di balik MU sebagai klub yang punya sejarah apik, meski dalam 12 musim terakhir ini masih puasa gelar juara Liga Inggris.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Tradisi Dandan Jelang Pudunan Penganut Islam Kejawen Kalikudi, Cilacap

Apa Keistimewaan MU Menurut Gus Kautsar?

Saat mengisi pengajian di Pesantren Al Falah, Kediri Jawa Timur beberapa waktu lalu, Gus Kautsar tak mempermasalahkan penggemar sepak bola yang sering mengejek MU karena belum menunjukkan tajinya. Menurutnya, MU tetaplah MU yang memiliki keistimewaan, seperti halnya klub-klub besar di dunia.

“Boleh lah kita bully MU, bully Liverpool, karena dia adalah klub-klub yang sangat gagah di masa lalu. Tapi sampean harus tahu effort-nya, ikhtiarnya, usahanya, betapa luar biasa mereka akan terus membangun dan menjaga kebesaran namanya, ini penting,” kata Gus Kautsar dikutip dari video TikTok @nderekpusat_official, Sabtu (19/4/2025).

Gus Kautsar memandang sisi positifnya. Bagi Gus Kautsar, menilai MU tidak hanya sekadar dari trofi yang diraih dalam beberapa musim terakhir. Lebih dari itu, sebagai fans sepak bola harus mengambil positifnya bahwa MU meski belum merasakan atmosfer juara liga lagi tapi tetap berikhtiar untuk mewujudkannya.

Nilai inilah yang semestinya dijadikan pelajaran.

“Bagi jenengan-jenengan non sewu, jenengan mungkin bukan anak kiai yang luar biasa besarnya, tapi jenengan anak wong salih. Tolong kesalihan orang tua ini harus tetap dijaga. Ya semampu-mampunya, sekuat-kuatnya. Ini penting,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri ini.

Hikmah Klub Besar seperti MU walau Masih Puasa Gelar

Gus Kautsar kemudian mengambil contoh klub Leicester City yang secara mengejutkan juara Premier League musim 2015/2016. Meski juara, tapi klub tersebut tak memiliki basis suporter yang banyak seperti MU. 

Pun dengan Manchester City. Meski dalam beberapa musim terakhir ini menjadi raja Premier League, tapi menurut Gus Kautsar kecintaaan para pendukung terhadap klubnya tidak sebesar fans MU.

“Sekelas Manchester City hampir sempurna permainannya, (tapi) kita sulit untuk menemukan itu. Kita sulit menemukan pencintanya yang benar-benar mencintai Manchester City, sebagaimana mencintai Manchester United,” ujar Gus Kautsar.

Hikmah yang perlu diambil dari klub besar seperti MU walau masih puasa gelar adalah perjuangannya mempertahankan kebesarannya. Meskipun caranya tidak lagi sama seperti para legenda-legenda sebelumnya. 

“Dia (MU) sulit untuk melahirkan (Éric) Cantona, dia sulit untuk melahirkan David Beckham, tapi ikhtiarnya ke sana ada,” kata Gus Kautsar.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |