Kekayaan Alam Majapahit, Beras Ditukar Keramik hingga Perhiasan dari China dan India

4 hours ago 2

loading...

Candi Sukuh merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit. Foto/Kebudayaan Kemdikbud

KERAJAAN Majapahit konon memiliki kekayaan alam yang besar. Hasil pertanian menjadikan tumpuan dari kerajaan yang berada di wilayah timur Pulau Jawa ini.

Sumber daya alam (SDA) pertanian bahkan berhasil diekspor hingga ke China dan India, untuk ditukar dengan komoditi lain. Memang secara tipologi Majapahit merupakan kerajaan agraris, di tengah armada maritim yang kuat dan disegani se-antero nusantara.

Beras menjadi tulang punggung ekonomi kerajaan hingga menciptakan swasembada pangan. Bahkan, konon beras dari wilayah kekuasaan Majapahit berhasil diekspor.

Komoditi beras itu juga dibawa ke Maluku, dan ditukar dengan rempah-rempah. Beras itu juga diperjualbelikan hingga menjadi referensi pedagang-pedagang asal China, India, dan jazirah Arab.

Dikutip dari "700 Tahun Majapahit Suatu Bunga Rampai" dari pedagang-pedagang China dan India itu beras ditukar dengan keramik, kain sutera, dan benda-benda logam yang jika dikalkulasikan saat ini lebih mahal daripada harga berasnya.

Keuntungan yang diperoleh dari penguasaan atas perdagangan beras itu rupanya telah mendorong para pejabat kerajaan memacu peningkatan hasil beras yang ditanam oleh petani. Kelebihan beras yang dihasilkan oleh petani di Majapahit setidak-tidaknya menyiratkan kecanggihan teknologi yang diterapkan pada sektor pertanian di kerajaan tersebut.

Berbagai data sejarah dan arkeologi lainnya juga memberikan gambaran yang kurang lebih sama tentang kemajuan teknologi pertanian masa itu. Tidak sedikit prasasti yang menyebutkan tentang pembangunan sarana irigasi, dan penetapan tata cara penggunaannya serta pengelolaannya.

Kitab-kitab sastra serta relief-relief candi juga memberikan gambaran penggarapan sawah dan lahan pertanian lain dengan cara-cara maju. Penggunaan bajak di sawah, tata cara persemian, dan penanggulangan hama hanyalah beberapa contoh gambaran tentang penggarapan sektor pertanian yang intensif.

Teknologi yang cukup maju itu didukung pula dengan sistem organisasi desa yang mapan dengan memberi peran besar pada perangkat pengelola sektor pertanian. Tak mengherankan bila ada anggapan puncak perkembangan organisasi pengairan masa Jawa kuno terjadi setelah Kerajaan Majapahit berdiri di abad 13 Masehi.

(rca)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |