Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) secara resmi sudah membawahi 844 perusahaan BUMN. Dari sini, Danantara mendapatkan peluang meraih dana segar dari dividen sampai Rp170 triliun tiap tahun.
Sejak 21 Maret 2025, Danantara resmi menjadi payung bagi seluruh BUMN di Indonesia atau 844 entitas pelat merah. Kehadiran Danantara juga telah mengubah fungsi Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Sebelumnya, BUMN dimiliki oleh Kementerian Keuangan dan dikelola oleh Kementerian BUMN. Saat ini BUMN dimiliki dan dikelola oleh Danantara, lembaga yang 100% dimiliki oleh pemerintah.
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam sesi Town Hall Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), dikutip Selasa (29/4/2025) mengatakan "Danantara hadir di waktu yang sangat tepat. Sejak diluncurkan oleh bapak Presiden pada 24 Februari 2025, alhamdulillah sejak 21 maret 2025, seluruh BUMN yang berjumlah 844 sudah resmi jadi bagian dari Danantara Indonesia,"
Danantara Siap Kelola Dividen Rp170 T Tiap Tahun
Dari banyaknya BUMN yang berada di bawah Danantara, tiap tahun mereka akan memberikan kucuran dana segar berupa dividen hingga Rp170 triliun. Dana ini akan dikomitmenkan secara khusus untuk diinvestasikan.
Chief Operating Officer Danantara sekaligus Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria mengatakan, Danantara tersebut akan menginvestasikan dividen BUMN sebesar Rp 170 triliun per tahun.
Nantinya, kata Dony, dividen itu disetorkan oleh Holding Operasional atau Danantara Asset Management setiap tahunnya kepada Holding Investasi.
"Saya punya komitmen dengan Presiden bahwa saya harus mengeluarkan, memberikan dividen Rp 170 triliun setiap tahun untuk diinvestasikan oleh Mas Pandu di Danantara Investment Management," ujar Dony.
Dony memastikan, pengelolaan investasi yang dilakukan Danantara Investment Management tak akan mempengaruhi kinerja BUMN. Sebab, pengelolaan operasional BUMN dilakukan pihaknya secara terpisah.
"Jadi kita memisahkan dari awal, seperti tadi pertanyaan apakah nanti risikonya akan menyeret-nyeret BUMN, itu sudah jelas tidak. BUMN memiliki satu super holding sendiri namanya Danantara Asset Management," pungkasnya.
Dalam pelaksanaannya yang lebih serius, Dewan Pengawas Danantara, Erick Thorir mengatakan melalui Danantara Investment Management yang bertugas melakukan investasi dari aset BUMN akan menetapkan Holding Investasi Danantara dengan menujuk salah satu BUMN di bidang investasi.
"Saya sudah tanda tangan. Nanti proses, mudah-mudahan 1-2 minggu jadi," kata Erick dalam rapat dengan Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (20/5).
Harapannya, dengan pengelolaan dividen lebih optimal untuk investasi, return yang dihasilkan nantinya bisa lebih banyak berkontribusi bagi pendapatan negara. Komitmen ini diharapkan nantinya bisa mengusahan Indonesia menjadi negara yang berbasis ekuitas dan investasi dalam pertumbuhannya, tak hanya bergantung pada utang dan konsumsi masyarakat.
Siap Rampingkan Tubuh BUMN Jadi Lebih Efisien
Selain komitmen investasi, Danantara juga akan merampingkan tubuh BUMN menjadi lebih efisien, dengan target melakukan 350 aksi korporasi berupa merger dan akuisisi dalam dua tahun mendatang.
Dony mengungkapkan, akan ada lebih dari 350 aksi korporasi baik akuisisi maupun merger BUMN. "Konsolidasi bisnis ini kita harapkan akan selesai dalam 1-2 tahun ke depan, akan terjadi lebih dari 350-an merger dan akuisisi yang akan kita lakukan," ujarnya dalam acara Outlook Ekonomi DPR Selasa (20/5).
Dony menyebut, peninjauan kembali pada bisnis BUMN ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025. Peninjauan kembali menjadi tahap pertama yang dilakukan untuk menciptakan matriks BUMN berdasarkan industrinya masing-masing.
"Kita harapkan ini akan selesai sampai dengan Oktober tahun ini. Satu per satu, kemudian output-nya kita melakukan matriks daripada perusahaan kita," tuturnya.
Dony mengatakan, melalui aksi korporasi yang dilakukan jumlah BUMN akan berkurang signifikan.l dari 888 perusahaan menjadi kurang dari 200 perusahaan.
"Nah ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat," ucapnya.
Harapannya, upaya tersebut dapat menciptakan peningkatan daya saing perusahaan sehingga dapat sejajar dengan perusahaan global.
"Dia di sisi holding operation akan memiliki perusahaan-perusahaan yang sangat kuat dan mampu berkompetisi dengan baik," pungkasnya.
Secara keseluruhan, komitmen Danantara ini akan membuat ekosistem BUMN lebih efisien, fokus, dan menciptakan peningkatan daya saing perusahaan sehingga dapat sejajar dengan perusahaan global.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)