Lewat Panas Bumi, RI Komitmen Jadi Pemimpin Energi Terbarukan

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Panasbumi Indonesia (INAGA) akan menyelenggarakan The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025. Agenda itu, diyakini bisa memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin Energi terbarukan khususnya Panas Bumi.

Ketua Umum API, Julfi Hadi menyampaikan, IIGCE bukan hanya sebuah konferensi dan pameran, tetapi sebuah platform kolaboratif yang membawa misi strategis bagi Indonesia.

"Panas bumi merupakan aset energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga stabil dan melimpah di Indonesia. Saat ini, pemerintah mendorong swasembada energi dan panas bumi dapat menjadi andalan sistem ketenagalistrikan nasional," kata dia, dalam diskusi, Kamis (22/5).

Kata Julfi, API terus bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan pelaku industri untuk mendorong regulasi yang mendukung kelayakan pendanaan proyek, serta berkolaborasi dalam menciptakan upaya efisiensi biaya di geothermal market.

"Melalui IIGCE, kami ingin memperkuat posisi Indonesia sebagai regional hub energi panas bumi, sekaligus memperluas kolaborasi dengan mitra global," ujarnya.

Julfi juga menambahkan bahwa API/INAGA berkomitmen mendukung percepatan pengembangan panas bumi melalui advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas, dan promosi investasi hijau yang sejalan dengan agenda keberlanjutan nasional menuju target Net Zero Emission.

Sementara itu, Ismoyo Argo, Ketua Panitia Pelaksana The 11th IIGCE 2025 memaparkan tujuan dan konsep pelaksanaan kegiatan yang akan digelar pada 17 - 19 September 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan tema "Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth".

Tahun ini, IIGCE akan mengusung pendekatan baru yang lebih inklusif dan partisipatif, dengan memperluas jangkauan peserta dari sektor pemerintah, pelaku usaha, akademisi, LSM, hingga generasi muda. "IIGCE 2025 akan menghadirkan berbagai agenda unggulan, termasuk sesi high-level dialogue, technical paper presentation, international exhibition, business matchmaking, serta kegiatan komunitas seperti field trip dan youth program.

"Kami menargetkan lebih dari 5.000 pengunjung dan partisipasi dari lebih 30 negara, dengan harapan memperkuat diplomasi energi dan investasi," jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk mempercepat inovasi teknologi dan pembiayaan proyek-proyek panas bumi di Indonesia, sekaligus mendukung keterlibatan pelaku industri lokal melalui peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), menjelaskan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor panas bumi sebagai bagian integral dari transisi energi. "Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan afirmatif untuk mendorong pemanfaatan potensi panas bumi secara optimal, mulai dari penyederhanaan regulasi, penguatan data potensi, hingga dukungan insentif investasi," terangnya.

Dalam konteks menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah menempatkan panas bumi sebagai salah satu pilar utama dalam upaya dekarbonisasi sektor energi. Pengembangan proyek-proyek panas bumi juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja hijau, memperkuat ketahanan energi nasional, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi di wilayah-wilayah penghasil energi.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PLTU Batu Bara Pensiun Dini, Geo Dipa Energi Incar Listrik 1 GW

Next Article Wow! RI Kuasai 40% 'Harta Karun' Hijau Dunia

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |