Malapetaka Dimulai! Kuburan Bermunculan di Laut-Termasuk di Raja Ampat

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Terumbu karang di dunia semakin terancam karena menghadapi peristiwa pemutihan terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Fenomena ini terjadi di berbagai samudera dan lautan akibat suhu air yang terus meningkat akibat perubahan iklim.

Bahkan, surga bawah laut dunia yang ada di Indonesia, yaitu Raja Ampat pun tak luput dari bencana ini. Dilaporkan, terumbu karang yang berada di Raja Ampat, Papua Barat mengalami pemutihan ekstrem yang terjadi belakangan ini.

Setidaknya di 82 negara, terumbu karang telah terpapar panas yang cukup hingga mengubah warna karang menjadi putih sejak peristiwa global tersebut dimulai pada Januari 2023, berdasarkan data terbaru dari Coral Reef Watch milik pemerintah Amerika Serikat (AS).

Terumbu karang dikenal sebagai hutan hujan laut karena konsentrasi keanekaragaman hayati yang tinggi yang mendukung sekitar sepertiga dari semua spesies laut dan satu miliar orang.

Namun, suhu laut yang mencapai rekor tinggi telah menyebar seperti kebakaran hutan bawah laut ke karang di seluruh Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia, sehingga merusak dan membunuh karang yang tak terhitung jumlahnya.

Direktur Coral Reef Watch Derek Manzello mengatakan terumbu karang yang dianggap sebagai tempat perlindungan dari meningkatnya suhu laut telah memutih.

"Fakta bahwa banyak kawasan terumbu karang telah terdampak, termasuk yang disebut sebagai tempat perlindungan termal seperti Raja Ampat di Papua Indonesia dan Teluk Eilat di Israel, menunjukkan bahwa pemanasan laut telah mencapai tingkat di mana tidak ada lagi tempat berlindung yang aman dari pemutihan karang dan konsekuensinya," kata Manzello, dikutip dari The Guardian, Sabtu (26/4/2025).

Banyak daerah telah mengalami pemutihan karang selama dua tahun berturut-turut, termasuk sistem terumbu karang terbesar di dunia, yakni Great Barrier Reef di Australia, di mana pekan lalu pihak berwenang mengumumkan peristiwa pemutihan karang yang meluas keenam hanya dalam sembilan tahun.

Terumbu karang lain di Australia yang terdaftar sebagai Warisan Dunia, di sepanjang pantai Ningaloo di Australia Barat telah mengalami tingkat tekanan panas tertinggi yang pernah tercatat dalam beberapa bulan terakhir.

Terumbu Karang Alami Pemutihan Ekstrem

Berdasarkan laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) serta lembaga mitra lainnya, pemutihan massal ini merupakan yang keempat kalinya terjadi secara global. Namun, kali ini, skala kerusakannya diperkirakan lebih luas daripada peristiwa-peristiwa sebelumnya, yang pernah melanda dunia pada tahun 1998, 2010, dan 2014-2017.

Sejak awal 2023 hingga kini, lebih dari 50 negara dan wilayah tercatat mengalami pemutihan terumbu karang, dari perairan Laut Merah hingga Kepulauan Karibia. Suhu laut yang sangat tinggi, dipicu oleh pemanasan global serta fenomena El Nino yang memperparah kondisi, menjadi penyebab utama di balik tragedi ekologis ini.

Sementara itu di Florida AS, rata-rata satu dari lima karang hilang. Di sisi Pasifik Meksiko, satu daerah kehilangan antara 50% dan 93% karangnya. Adapun di Kepulauan Chagos di tenga Samudra Hindia, hampir seperempat karang mati karena panas tahun lalu.

Berikutnya di bagian utara Great Barrier Reef, para ilmuwan menggambarkan "kuburan karang mati" setelah pemutihan pada awal 2024 yang menyebabkan 40% karang mati.

Menurut Dr. Lorenzo Álvarez-Filip, ilmuwan karang di Universitas Nasional Otonom Meksiko, telah mensurvei terumbu karang di seluruh Karibia Meksiko dan Teluk Meksiko setelah pemutihan pada 2023 dan survei dilakukan lagi pada 2024.

Ia mengatakan dampak paling dahsyat adalah hilangnya karang pembentuk terumbu, seperti tanduk rusa, yang membantu melindungi garis pantai dan mendukung banyak kehidupan laut lainnya.

"Banyak koloni karang yang saya lihat sebelumnya dalam kondisi baik, yang berhasil selamat dari wabah [penyakit besar] beberapa tahun sebelumnya, justru telah mati dalam hitungan minggu saja," kata Lorenzo, dilansir dari The Guardian.

"Perasaan tidak berdaya yang dipadukan dengan kebutuhan untuk setidaknya mendokumentasikan apa yang terjadi membuat saya sangat cemas, ini khususnya sulit ketika kami hendak menyelam di lokasi yang kami tahu terdapat banyak karang yang rentan. Dalam hampir semua kasus, kami berakhir dengan perasaan yang sangat tertekan ketika kami memastikan bahwa semua atau hampir semua karang telah mati," tambahnya.

Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bawah laut terbaik di Indonesia. (Randy/detikTravel)Foto: Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bawah laut terbaik di Indonesia. (Randy/detikTravel)
Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bawah laut terbaik di Indonesia. (Randy/detikTravel)


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dunia Bergejolak, Komitmen Hadapi Perubahan Iklim Terpangkas

Next Article KKP Bikin Proyek Terumbu Karang, Ini Jadwal dan Sumber Dananya

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |