Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan utama nikel di Tanah Air cenderung ketat yang berimplikasi pada harga bijih nikel lokal Indonesia dan di tingkat global yang diperkirakan akan tetap stabil tinggi dalam jangka pendek.
Dilansir dari Shanghai Metal Market (SMM), harga bijih Indonesia tetap stabil dan kuat minggu lalu. Sementara harga nikel mengalami koreksi minggu lalu, dan rencana implementasi kebijakan PNBP memberikan dukungan makro terhadap harga.
Di pasar Indonesia, premi utama untuk bijih pirometalurgi tetap di kisaran US$24-26, dengan harga pengiriman ke pabrik untuk kadar 1,6% sebesar US$51,5-53,5 per wmt. Untuk bijih hidrometalurgi, harga pengiriman ke pabrik untuk bijih lokal Indonesia dengan kadar 1,3% berada di sekitar US$25-26 per wmt.
Foto: Indonesia laterite nickel ore 1,6% (CIF)
Sumber: SMM
Bijih Pirometalurgi dan Hidrometalurgi
Dari sudut pandang penawaran dan permintaan, untuk bijih pirometalurgi:
- Dari sisi pasokan, musim hujan yang berkepanjangan di Pulau K besar (Sulawesi) terus memengaruhi aktivitas penambangan dan transportasi bijih nikel. Namun secara keseluruhan, curah hujan diperkirakan akan mulai berkurang secara bertahap mulai April, dan pasokan bijih nikel diperkirakan akan meningkat.
- Dari sisi permintaan, harga NPI (nickel pig iron) di hilir terdampak oleh penurunan harga nikel akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebabkan harga NPI turun signifikan selama minggu lalu dan melemahkan dukungan terhadap harga bijih nikel. Namun, premi untuk bulan April telah ditetapkan, dan penyesuaian lebih lanjut baru akan dilakukan pada akhir April untuk negosiasi premi bulan Mei.
- Dari sisi inventaris, persediaan bahan baku di smelter NPI Indonesia umumnya rendah, dan masih ada permintaan restocking berdasarkan kebutuhan mendesak. Ditambah dengan sedikit peningkatan produksi NPI di Indonesia selama bulan ini, dukungan terhadap permintaan tetap ada. Secara keseluruhan, SMM memperkirakan bahwa pasokan bijih pirometalurgi di Indonesia kemungkinan akan tetap ketat.
Untuk bijih hidrometalurgi:
- Dari sisi pasokan, situasi pasokan yang ketat tidak terlalu terlihat minggu ini.
- Dari sisi permintaan, terjadi kecelakaan pada proyek hidrometalurgi di kawasan industri Pulau K besar yang memengaruhi permintaan MHP pada bulan April. Secara keseluruhan, pasokan di pasar bijih hidrometalurgi relatif cukup.
Dari sisi kebijakan, kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia telah diberlakukan minggu lalu, dengan rencana awal mulai tanggal 26. Kenaikan royalti telah meningkatkan biaya penjualan bijih nikel, namun kenaikan premi yang signifikan di awal April sudah memperhitungkan dampak dari kebijakan PNBP tersebut. Ke depannya, kebijakan ini diperkirakan tidak akan mendorong kenaikan harga bijih nikel lebih lanjut.
Ringkasan Pasar NPI Kadar Tinggi
Harga NPI kadar tinggi mengalami penurunan lebih lanjut akibat lemahnya permintaan dari sektor baja tahan karat. Di Indonesia, produksi smelter tetap stabil karena kebijakan royalti bijih nikel yang baru membuat pelaku pasar bersikap hati-hati.
Permintaan lemah, karena penurunan aktivitas pembelian dari pabrik baja tahan karat. Beberapa perusahaan besar telah melakukan stok sebelumnya, sehingga permintaan bahan baku menurun.
Biaya produksi meningkat, dengan smelter kembali mengalami kerugian akibat turunnya harga spot NPI. Meski harga bahan tambahan seperti batubara tetap stabil, keuntungan tetap tertekan.
Dari sisi bijih, harga bijih nikel stabil karena pasokan dari Filipina masih ketat. Namun, tekanan dari hilir membuat harga NPI kadar tinggi diperkirakan terus melemah pekan depan, dan kerugian smelter akan semakin dalam.
Kebijakan Royalti Nikel
Presiden RI, Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2025 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia," tulis Pasal 11 aturan tersebut, dikutip Rabu (16/4/2025).
Lantas berapa besaran PNBP atau royalti baru komoditas nikel yang akan berlaku? Berikut jabarannya:
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)