Pelatihan Usaha di Bandung, Langkah Nyata Kemensos Kurangi Kemiskinan

3 days ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat dalam mempercepat penurunan kemiskinan. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja sekaligus menekan angka kemiskinan.

Demikian disampaikan Gus Ipul saat meninjau pelatihan usaha warmindo dan es krim di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/3).

"Kita ingin kerja sama ini menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan, dua itu intinya," ucap Gus Ipul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam program ini, sebanyak 30 penerima manfaat yang telah melewati asesmen diberikan pelatihan serta paket alat usaha untuk membuka usaha warmindo dan berjualan es krim keliling.

Kemensos bekerja sama dengan PT Indofood Sukses Makmur dan PT Diamond Food Indonesia dalam penyediaan pelatihan dan bahan baku guna mendukung kesuksesan usaha para peserta.

"Untuk pemberdayaan tentu disesuaikan dengan pilihan masyarakat setempat. Rata-rata di sini ingin jadi pedagang, yaitu jualan yang mereka bisa," ucapnya.

"Ternyata kulinernya itu makanan-minuman yang dijual. Dilatih dulu, setelah dilatih mudah-mudahan nanti bisa berjualan dengan baik," kata Gus Ipul.

Dalam praktiknya, Gus Ipul menegaskan pada proses tindak lanjut setelah pemberian pelatihan dan alat usaha tersebut, jajarannya bersama Pemerintah Desa Cangkuang Wetan akan melakukan pendampingan kepada setiap penerima manfaat.

"Dari desa itu kita ingin pendampingannya berkelanjutan, tidak sekali saya datang ke sini habis itu selesai. Saya mau ini berkelanjutan, tidak berhenti di sini. Kuncinya di pak Kades, saya ingin ini berkelanjutan," ucapnya.

Selain pemberdayaan di bidang ekonomi, Gus Ipul juga menggandeng para akademisi dari Universitas Pasundan untuk mengelola limbah sampah, baik yang nonorganik maupun anorganik.

Saat meninjau proses pengolahan sampah di Desa Cangkuang Wetan, Kabupaten Bandung, Gus Ipul menerangkan, bahwa pengolahan limbah sampah mampu menghasilkan komoditas bernilai tambah, misalnya gas, bensin, solar, ataupun diolah menjadi pakan ternak serta pupuk dan batu bata.

"Ini bisa menjadi desa mandiri energi dan mandiri pangan nanti ke depannya, yang tentu menjadi sebagian dari putaran ekonomi lokal di sini," kata Gus Ipul.

Karena itu, Gus Ipul berharap dengan kolaborasi berbagai pihak ini dapat menggenjot perekonomian lokal sehingga mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. "Nanti produknya laku, masyarakatnya bisa bekerja, perekonomian berjalan," kata Gus Ipul.

BNR (46/64) - KEMENTERIAN SOSIAL - 7 MAR 2025Foto: Arsip Kemensos.

Program pemberdayaan Kemensos telah membawa perubahan nyata bagi masyarakat, salah satunya Melawati (33), warga Desa Cingcin, Kecamatan Soreang. Ia dulunya penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan berhasil keluar dari status penerima bantuan sosial (graduasi) pada 2023.

Sejak 2021, Melawati merintis usaha seblak dan bakso di depan rumah. Ia kemudian mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan program pemberdayaan dari Kemensos pada 2023 dan mendapatkan bantuan alat usaha berupa gerobak, lengkap dengan perlengkapan.

Bantuan pemberdayaan dari Kemensos sangat bermanfaat. Bahkan dia mampu meningkatkan tara hidup keluarganya, dan memiliki dua karyawan dengan pendapatan sekitar Rp6 juta per bulan.

"Alhamdulillah sekarang bisa ngasih (memberdayakan lingkungan), tidak minta lagi (sebagai penerima bansos)," ucap Melawati.

Tak hanya sukses secara pribadi, Melawati bersama sepuluh rekannya yang juga telah graduasi membentuk Kelompok Usaha Wanita Tangguh (Kuwatan). Pada momen pelatihan tersebut, Melawati menjadi sosok inspiratif yang dihadirkan guna menggugah semangat para peserta pelatihan untuk dapat berdaya dan mandiri seperti dirinya.

Salah satu peserta pelatihan, Hasanudin (26), warga Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung mengaku sangat terbantu dengan program pemberdayaan dari Kemensos ini Apalagi dua bulan lalu, dia kena PHK dari tempatnya bekerja sebagai karyawan online shop yang menjual sepatu dan sendal.

Dengan adanya bantuan pelatihan dan alat usaha yang didapatkan, Hasanudin telah menciptakan sendiri lapangan pekerjaan baru untuk menyambung hidup.

"Senang dapat bantuan dari Kemensos. Saya terima kasih banyak. Mudah-mudahan punya cabang dan membuka usaha lainnya," ucap Hasanudin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat 5 KK miskin ekstrem dengan total 14 individu di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Di desa ini ada 239 KK penerima PKH dengan total nilai bantuan Rp173.175.000. Sementara penerima Bansos Sembako total ada 514 KK dengan jumlah bantuan Rp308.400.000

Selanjutnya di tingkat Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, total tercatat ada 39 KK miskin ekstrem dengan jumlah individu 102 orang.

Adapun penerima Bansos PKH di kecamatan ini mencapai 1.144 KK dengan nominal bantuan Rp794.150.000. Selanjutnya untuk Bansos Sembako ada 2.429 KK penerima dengan nominal bantuan sebesar Rp1.457.400.000.

(ory/ory)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |